Lihat ke Halaman Asli

One Village One CEO

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Belajar Budidaya Alpukat bersama Petani Dusun Kalibening, Kabupaten Semarang

Diperbarui: 4 Oktober 2022   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dusun Kalibening, Desa Kebondalem, Kec. Jambu, Kab Semarang merupakan komoditas penghasil bibit Alpukat, Pada desa ini ada beberapa varietas bibit Alpukat yang dijual, ada bibit alpukat varietas kalibening, aligator, miki, kendil, kahyangan, hass, mentega, simanis, red vietnam, kelud, wina, mentari. Beberapa varietas tersebut yang dijual oleh para petani di dusun Kalibening. 

Pada hari Senin 26 September 2022, ketua kelompok tani mengajak peserta ovoc berkeliling melihat petani membuat proses penanaman bibit alpukat, petani bibit alpukat mengajarkan peserta ovoc mengenai proses penanaman.dimulai dari penanaman biji dengan tahapan-tahapan yaitu pertama memasukkan media tanam berupa tanah dan pupuk kandang sebanyak 1: 1, setelah itu masukkan biji alpukat kedalam media tanam dan tutup dengan sampai biji tenggelam. 

Biji alpukat yang telah ditanam memerlukan naungan berupa Paranet agar biji tidak mengalami kekeringan. Harga biji alpukat per kilonya mencapai Rp7.000-Rp8.000 sebanyak 12 biji/kg.

Proses pemupukan biji alpukat dilakukan sebanyak 1 kali dalam seminggu menggunakan pupuk organik berupa campuran dari urine kelinci dengan kulit bawang merah dan bawang putih, pupuk organik ini akan difermentasi selama 3 bulan untuk bisa diaplikasikan ketanaman dengan cara disiram, berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan dan menambah unsur hara pada tanaman alpukat. Penyiraman bibit alpukat dilakukan rutin selama 3 hari sekali dengan penyiraman masih secara manual.

Biji alpukat akan bertunas dan mengalami perkecambahan setelah 25 hari penanaman. Setelah 3 bulan umur tanaman bibit alpukat bisa disambung batang (stek) dengan varietas unggulan contohnya varietas kali bening yang diambil dari indukan yang telah ditanam oleh petani. 

Sambung batang (stek) dilakukan dengan cara membelah batang dari bibit alpukat menjadi dua bagian setelah itu potong tipis indukan varietas kali bening lalu di sambung dan ikat menggunakan tali plastik, pastikan ikatan bibit alpukat kuat agar nantinya tidak mengalami kebusukan dan mudah terserang penyakit. 

Tahap terakhir sambung batang adalah dengan menutup bagian sambung batang dengan plastik bertujuan agar batang tidak terkena matahari secara langsung. selama 3 bulan setelah stek bibit alpukat akan bersatu dan siap dijual,tinggi tanaman rata-rata 30 cm dengan harga Rp25.000-30.000/polybag.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline