Sebagai orang tua, tentu kita memiliki rasa tanggung jawab terhadap perkembangan anak kita. Tidak hanya berkaitan dengan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makan dan membelikan pakaian, namun juga dalam mendidik.
Dampak dari suatu pendidikan yang berhasil yakni akan menunjang pembangunan di berbagai bidang di Indonesia, mulai dari ekonomi (akan lahir banyak pebisnis yang sukses dan menciptakan lapangan kerja bagi yang lainnya, serta mungkin dalam hal lain), membaiknya sistem pendidikan itu sendiri (yakni muncul inovasi-inovasi mengenai bagaimana cara mengajar anak-anak di sekolah secara efektif, perbaikan kurikulum yang memadai yang sesuai dengan kapasitas negara, prioritas pembangunan, serta pembangunan jangka panjang), dan masih banyak bidang lain akan berkembang selaras dengan sistem pendidikan yang baik.
Pendidikan tidak hanya berbicara mengenai skill atau keterampilan yang diperoleh dari proses belajar, namun juga harus ditunjang dengan pendidikan karakter yang meliputi pendidikan moral (seperti jujur atau jauh dari korupsi, integritas, loyalitas, menolong sesama, dan sebagainya), mental (keberanian menghadapi resiko dan memimpin, bertanggung jawab, konsisten, tidak mudah menyerah), kepribadian (dapat menempatkan diri dengan baik di berbagai situasi sosial maupun individual).
Seluruh jenis pendidikan tersebut harus dikembangkan pada tiap-tiap anak, karena hal-hal tersebut akan bekerja secara berkesinambungan, apabila keseluruhannya baik maka akan menghasilkan SDM yang unggul dan dapat berkontribusi baik bagi perkembangan bangsa.
Tidak ada orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang sukses dan berguna di kemudian hari, sehingga kita sebagai orang tua sangat selektif dalam memilihkan mereka sekolah, tempat bimbel atau kursus, kemudian memilih metode yang baik dalam mendidik anak-anak.
Seperti dewasa ini banyak orang tua yang mulai paham untuk belajar ilmu parenting, penulis sangat mengapresiasi hal tersebut karena sudah muncul kesadaran yang tinggi bagi para orang tua.
Namun dari beberapa artikel yang penulis baca, menunjukkan bahwa banyak orang tua yang memaksakan jurusan tertentu atau universitas tertentu untuk anak mereka.
Tetapi hal tersebut justru malah meningkatkan kekhawatiran orang tua di masa depan, padahal tidak ada yang salah dengan niat baik tersebut, namun memaksakan jurusan kuliah dan unversitas yang tidak sesuai dengan minat dan potensi anak justru akan membuat anak menjadi tersiksa selama menjadi perkulihan, ada salah seorang teman penulis menceritakan perasaannya dalam menjalani dinamika perkuliahan, dia berkata sudah malas untuk mengikuti pertemuan kuliah, ingin kuliah di jurusan lain tetapi sudah terlanjur.
Sebabnya juga banyak, tidak hanya dari keinginan orang tua yang tidak sesuai dengan anak, namun bisa jadi anak mengikuti lingkungan petemanan dan prestis jurusan kuliah karena hanya sekedar ingin mengikuti atau jurusan tertentu terlihat lebih baik dari yang lainnya.
Sebenarnya tidak ada jurusan yang lebih baik dan lebih buruk. Jurusan tertentu yang memiliki akreditasi A pun bisa menjadi sebuah ancaman untuk mahasiswa yang tidak memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk menuntut ilmu di jurusan tersebut. Hal ini juga patut disadari oleh orang tua, yakni memastikan bahwa anaknya memiliki pertimbangan rasional yang tepat dalam memilih jurusan.
Sehingga diperlukan komunikasi dan empati yang baik antara orang tua dengan anak. Apabila orang tua dan anak memiliki kesulitan dalam mengidentifikasi bakat, minat, kepribadian, serta kemampuan atau kondisi lain sebagai landasan untuk menetapkan jurusan dan universitas yang tepat bagi anak, maka sebaiknya meminta bantuan ahli atau melakukan konsultasi dengan lembaga konsultasi pendidikan yang qualified untuk membantu para orang tua dan anak dalam memilih pendidikan tinggi yang tepat.