Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Teman Baru Seumur Fajar

Diperbarui: 20 Juni 2022   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Engsel pintu bangsal berderak
Balai besi beroda didorong masuk
Terkulai paruh baya bergelayut infus
Menyusur ruang berbalai enam
Di pojok dekat kamar kecil, digotong ke balai kayu

Ia tak sanggup menyapa
Tatapan selamat datang tak bersambut
Balai sebelah melempar senyum
Senyum bercampur tanda tanya
Sakit apakah Kau gerangan?

Siang mulai menyapa
Suara lirih pecahkan hening
Tanpa pembuka menyodok lemah
"Tertawapun butuh teman"
"Dunia sesenang ini membuatku konyol"
"Konyol mendapat teman baru... Kau!"
Mendelik menuding ujung balai

Suster rawat datang lagi 

Tergopoh dengan balai besinya
Menggotong kembali sang paruh baya
Kerabat tersenyum hambar
Mereka lenyap di balik pintu

Teman baru seumur fajar
Meninggalkan kesan tebal makna
Kebenaran seorang teman baru
Sakitpun butuh teman yang benar

(*)
onetburton 20062022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline