Lihat ke Halaman Asli

Onessimus Febryan Ambun

Mahasiswa Program Studi Sarjana Filsafat IFTK Ledalero-Flores

Etika Stoicisme: Ketenangan Orang Bijak

Diperbarui: 27 Agustus 2022   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zeno dari Kition - Pendiri Mahzab Stoa (Sumber gambar: Thecollector.com)

”Accept the things to which fate binds you, and love the people with whom fate brings you together, but do so with all your heart.” 

Marcus Aurelius (De Meditatione/Ta Eis Heauton [180 SM, 45])

Stoicisme atau aliran Stoa adalah salah satu aliran Filsafat yang sangat terkenal di dunia barat. Aliran Stoa didirikan oleh Zeno dari Kition sekitar tahun 300 SM. 

Zeno adalah salah satu murid seorang filsuf dari aliran Cynisme, tetapi karena Zeno memiliki pemikirannya sendiri tentang alur pikir filosofis, maka Zeno mendirikan aliran dan mahzabnya sendiri. 

Di Yunani dan Romawi ajaran filosofisnya berkembang pesat. Stoicisme pada saat itu mendapat banyak respon positif dan juga respon negatif. 

Di Roma misalnya, terdapat beberapa filsuf besar yang beraliran Stoa dan dipengaruhi oleh Stoicisme itu sendiri, seperti Cicero, Seneca, Epitectus dan Marcus Aurelius. Mereka inilah yang menjadi nama-nama besar di dunia Stoicisme. 

Nama Stoa diambil dari tempat para filsuf aliran ini berkumpul pada masa itu (stoa poikile: balai bertiang/serambi/beranda berwarna-warni). Zeno dari Kition yang mendirikan aliran Stoa seringkali mengajar di balai bertiang ini. Ia dan murid-muridnya dijuluki kaum Stoa karena kebiasaan mereka untuk mengajar di situ. 

Pengajaran kaum Stoic sangat luas dan beragam, tetapi dapat disimpulkan bahwa pijakannya adalah berkisar tentang perkembangan logika, fisika, dan etika. 

Pengajaran yang paling mencolok yang diberikan kaum Stoic pada masa itu adalah etika. Di sini kita akan berfokus pada etika Stoicisme. Namun, sebelum membahas etika Stoic, ada baiknya jika kita membahas kosmologinya terlebih dahulu.

Kosmologi Stoic: Manusia di bawah Logos (Akal Budi Ilahi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline