Lihat ke Halaman Asli

Realitakah Ini ?

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kompasiana sekalian, stlh membaca bbrp artikel blogger disini aku tertarik untuk ikut bergabung. Aku suka krn slh satunya ada " share connecting ", yg mn bs mendapatkan solusi akan suatu permasalahan. Kompasiana yang menjadi persoalan adalah nasib  kekasihku, sebut sj NAAP. Sebelum hal yang akan kuceritakan terjadi, aku mmg cukup lama berhubungan dengan NAAP. Kami saling mencintai, pokoknya cerita percintaan kami semuanya indah penuh bahagia. Namun untuk jenjang lebih kedepan lagi mendapat masalah, karena aku seorang Kristen sedangkan dia Muslim. Awal-awalnya tidak mendapat kesulitan. Tetapi setelah melihat gelagat kami pihak keluarga ada rasa was2. Karena perbedaan keyakinan  menjadi awal permasalahan. Saat itu dia bekerja dislh satu bank swasta di pulau B - Riau. Dari pihak keluarga NAAP (di kota M) diambillah keputusan secara mendadak untuk menjemput NAAP secara paksa. Diutuslah kakaknya untuk menjemput. Saat pertemuan NAAP diminta untuk segera bersama kakaknya kembali kekota M, dgn alasan "mama sakit keras" memikirkan hubungan kami. Yg lebih lagi NAAP jg diminta untuk berhenti sebagai karyawan ditempat kerjannya. Pertama-tama memang mantanku dapat berargumentasi untuk menolak alasan penjemputan tersebut. Namun karena sudah menjadi keputusan keluarga akhirnya NAAP secara paksa dibawa kembali kekota M. Sesampai dikota M diceritakanlah alasan-alasan kenapa dibawa secara paksa. Alasannya karena kami masih berhubungan walau berbeda keyakinan, akibatnya ibu NAAP sakit keras memikirkan hal ini. Namun ada alasan yang lain tidak masuk akal, menurut pendapat kakak tertua dan ketiga dari NAAP : "aku katanya telah MEMELET NAAP ". Pernyataan ini berdasarkan penglihatan mata dari  "orang pintar/dukun". Perlu Kompasiana ketahui sebelum hal ini terjadi hubungan antara aku dan keluarga NAAP baik sekali, terutama sang ibunya. Jadi karena mendengar hal tersebut dan alasan2 lain dari kakak tertua dan ketiga NAAP sang ibu jatuh sakit. Pihak keluarga dimotori kakak tertua dan ketiga tidak "bosan-bosanya" menyakinkan NAAP bahwa hal2 diatas itu adalah benar. Kompasiana setelah diyakinkan, NAAP akhirnya percaya demi kesembuhan  sang ibu. NAAPpun dikenalkan dgn seorang dukun ( Muji) untuk penyembuhan pelet, yang dikata sumbernya dari aku. Perkenalan dgn dukun atas rekomendasi saudara kerabat NAAP, dgn persetujuan kakak tertua dan ketiga. Kompasiana pengobatanpun dimulai..menurut sang dukun agar sembuh dari pelet NAAP harus mau " disetubuhi layak suami istri " pada saat ritual pengobatan dilakukan. Klaim sang dukun dengan waktu paling lama 2 tahun pengobatan. Menurut NAAP cara pengobatan yg busuk/terlarang ini tidak diketahui pihak keluarga. Agar pengobatan cara busuk itu dapat dianggap sah, NAAPpun MENIKAH berdua tnp diketahui pihak keluarga, tdk jelas apa ada saksi ataupun ada yg menikahkan,  dan menurut NAAP  agama membolehk alasan  tsb. Kompasiana demi kesembuhan sang ibu dan pencabutan pelet terjadilah semua itu walaupun bagiku tidak masuk akal.. Hal busuk ini dilakukan setiap kali sang dukun berkunjung ke rumah ibu NAAP untuk pengobatan. Selang 2 bulan sang ibupun dipanggil Sang Kuasa kehadapanNYA ( meninggal di RS krn serangan jantung ) .,menurut NAAP sebelum sang ibu meninggal ada  kemajuan hasil pengobatan busuk itu, sang ibu kesehatannya membaik. Setelah sang ibu meninggal, pengobatan bukannya berhenti malahan berlanjut (NAAP terobsesi pengobatan 2 tahun) dilakukan diluar...yaitu mengontrak rumah mirip kos-kosan sekaligus tempat praktek tidak jauh dari rumah kakak NAAP tinggal. Kompasiana menurut NAAP sang dukun juga sudah beristri, dan biasa ditinggal beberapa hari kadang kala berminggu-minggu untuk pengobatan pasien luar. Dijkontrakan inilah pengobatan busuk dilakukan berkali-kali disetiap pengobatan layaknya suami istri. Yang lucunya NAAP sebenarnya tinggal bersama kakaknya. Cara NAAP berangkat kekontrakan mesum setelah membenahi rumah kakaknya dan menjelang Magrib kembali kerumah kakaknya.begitulah seterusnya. Kalaupun menginap dikontrakan mesum NAAP memberikan alasan kekakaknya " jalan2 sama teman2 ". Ini dilakukan bila sang dukun menginap beberapa hari atau seminggu dikontrakan mesum. Hal ini dilakukan hampir 2 tahun..mendengar ini aku semakin benci yang berbau dukun,apalagi dukun cabul. Lebih tepatnya aku trauma dan sulit menerima ini apalgi saat terngiang kembali. Kompasiana yang mau saya tanyakan melalui shring connection ini "benarkah ada penyembuhan pelet seperti begitu ? dihalalkankah pengobatan seperti itu ? Apakah NAAP kepelet sang dukun atau memang NAAP menikmati yang dilakukan dengan sang dukun? Mohon pendapat Kompasiana apa yang terbaik yang harus kulakukan setelah hal ini kuketahui ? Mudah2an kompasiana dapat membantu beban pikiranku, dan akau berharap hal ini tidak terjadi dengan pembaca Kompasiana. Terima kasih (MH)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline