Malam itu ditengah hiruk pikuk keramaian kota, di bawah pancaran sinar lampu yang berkilau dari atas panggung, serta di temani hembusan angin pantai yang membuat sehelai kain penutup kepalamu berayunseperti sedang mengikuti alunan music yang bersama-sama kita dengarkan pada saat itu.
Tatapanmu membuatku serasa membawa beban yang begitu berat seperti patung Achilles yang sedang menggendong bumi untuk tak jatuh dipermukaan tanah. Sepintas, sekilas, dan sesaat kutatap sosokmu yang begitu unik bagiku hingga sampai sekarang bayangan itu tak pernah hilang di benakku. Begitu ayu wajahmu membuat kedua kaki ku tak menyentuh tanah.
Kuberanikan untuk berkomunikasi denganmu, tapi semuanya sia-sia, aku tak tau harus mulai darimana. Begitu tinggi rasa ingin tau ku tentangmu. Kau membawaku kealam yang sudah lama aku tinggalkan, begitu dalam kau menyentuh hati ini walaupun pertemuan kita hanya sekilas. Ingin rasanya kuhaturkan doa pada Sang Maha Pencipta memohon untuk bisa bersama-sama denganmu pada waktu yang lama, memaksakan kehendak hasrat yang mungkin mustahil bagi kaum kita.
Aku ingin menjadi penjaga dirimu selamanya, membuatmu bahagia dunia akhirat….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H