Lihat ke Halaman Asli

Terbentur Pandang

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menjelang malam.

Remang senja telah hilang.

Langit malam mengurung hitam.

Yang aku pandang HP yang aku pegang.

Media sosial menjadi kawan.

Tidak ada yang lebih dekat saat ini.

Kecuali media sosial yang banyak digandrungi.

Sekarang semua menjadi serba cepat di jumpai.

Kawan lama tiba tiba ketemu lagi

Kawan baru pun bisa aku dapati

Inilah kehebatan teknologi

Komunikasi serba mudah di jalani.

Semakin malam aku jalani

Terbentur wajah cantik malam ini terjadi

Sorot matamu akan terus aku pandangi

Bulu alis yang hitam melengkung kuat

Semua membuat hangat di dalam sepi.

Hidung mancungmu aku abadikan di malam ini

Dalam puisi malam yang telah aku tuliskan

Aku simpan dalam alam maya di bilik khayalan

Malam tidak pernah mau berhenti

Detik bergerak menjadi menit yang terus melaju

Ingin hati ingin cepat berkenalan dengan diri mu

Di dalam malam, di kala harap tidak menentu

Ingin terpejam mataku, tapi ia tak mau

Terbentur wajahmu malam menjadi sendu

Aku paksakan diri ini untuk kembali ke alam sepi

Agar aku bisa tidur pulas, mimpikan kamu di malam ini

========================================

Batu Kajang, 9/3/15, 20.53wita.

Tri Permadi, warga Mess Petrosea, Jl Tambang, RT 25.

Kec. Batu Sopang, Kab. Paser, Kalimatan Timur

.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline