Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Puisi: Secarik Kertas di Dadaku

Diperbarui: 9 September 2022   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi tumpukan kertas. (sumber: pixabay.com/pstiegele)

Jangan bertanya macam-macam. Ini milik siapa, yang itu milik siapa. Kau tahu bukan? Aku sangat sibuk

Sibuk mengurus prasangka. Belum tuntas konsultasi ke rekan sejawat seharian.

Kalau lusa aku juga sibuk. Ada rencana menyusun kebohongan supaya tetap dipercaya.

Lusanya lusa lebih sibuk lagi. Kedengkian harus kurampungkan segera, sebab rekan kerjaku menduduki jabatan.

Bahkan seminggu berikutnya sudah siap-siap merapikan sakit hati. Ternyata, selama ini kecemburuanku masih belum tuntas. Romantisme kasih sayang membuatku lembur.

Untuk urusan hati, aku memang paling sibuk. Wajib hukumnya untuk pura-pura.

"Apa kau ingin rekreasi?" tanya malaikat
"Sepertinya menarik, boleh dicoba?"

Sumber gambar: persec.com.au

Tiba-tiba aku pingsan, ambisi dan obsesi berlompatan tak kenal arah. Secarik kertas tersemat di dadaku, "Sibuklah bersyukur, sebelum gugur"

SINGOSARI, 6 September 2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline