Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Puisi yang Membara

Diperbarui: 31 Juli 2022   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

fineartamerica.com

Puisiku seperti cinta yang membakar kertasnya, merembet huruf demi huruf, mengeja kata demi kata. Sampailah asap terakhir meninggalkan abu yang tergolek sendiri. 

Sebelum kupu-kupu datang, serta embun yang tergesa-gesa menyudahi perjumpaan, begitulah cinta seperti tak tersentuh tangan, tapi tiba-tiba menggedor pintu hatiku.

Bila kerinduan menghampirimu, ia akan menceritakan dirinya, bersiaplah mendengar namaku di sepanjang ceritanya.

Kelak di suatu waktu, ada yang setia menemaniku, ialah puisi-puisi yang tak sempat kaubaca. Puisi-puisi yang harusnya kau simpan dalam kamarmu, dan tak terbakar oleh apapun.


SINGOSARI, 31 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline