Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Kau Anggap Aku Mimpi

Diperbarui: 29 Juli 2022   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar https://lonerwolf.com

Semalam telah habis aksara dan kata. Ratusan burung kertas mengambang di udara. Kudengar kicaunya hingga ke buku-buku. Kita seperti kisah dalam buku yang berhalaman ganjil, padahal keinginan kita sederhana, saling menggenapkan.

Lalu kamu menangis dalam pelukan do'a. Sebenarnya aku hendak menyelinap. Namun puisi telah lama mengajariku bahwa hasrat jangan pernah padam, sekalipun cinta telah mati. Supaya kau tahu, puisiku berdenyut mengikuti jantungmu.

Kini hanya puisi sebagai saksi, ada yang mengalir lembut di bawah kulitku. Mirip kehangatanmu dalam ingatanku. Kupanjatkan sepi di ranum pipi puisi, sekalian basah, tak bisa terbang dan berkicau lagi. Mungkin malam ini kau sebut aku sebagai mimpi buruk, tapi aku tetap bernadi, sekalipun hendak mati.

SINGOSARI, 29 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline