Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Puisi: Mencintai dalam Diam

Diperbarui: 26 Mei 2021   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pohon cinta. (sumber: pixabay.com/distelAPPArath)

Pandanganmu bagai air terjun yang membiaskan pelangi indah.
Rambutmu merimba meneduhkan paras ayu.
Aku memagut hening diantara arus bisikmu.
Dersik menjadi penengah kita.
Apakah aku harus menenggelamkan diri?

"Turunlah ke lembah dulu, agar kau tahu kedalaman cinta bukan sekedar kata-kata," suaramu begitu bening.

Memandangmu adalah keheningan yang tak mampu kuterka.
Adakah yang paling diam dari kita yang saling mencintai dalam diam untuk cinta yang tak pernah diam?

Entahlah, siapa yang akan berpulang dalam keheningan hati.
Jika mencintaimu dalam diam adalah pohon cinta di tengah sabana.
Maka merahlah pohon cintaku, membiarkan daun rindu berguguran menghampar hingga di halaman hatimu.


SINGOSARI, 23 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline