Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Piring Seng Putih

Diperbarui: 15 April 2021   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://ds393qgzrxwzn.cloudfront.net/

Saat hendak berbuka, pikiranku ditarik kenangan. Oleh separuh nasi diatas piring seng putih.

Diatas piring itu menunggu haru, suara yang bertalu kelu. Maklum, permukaannya hanya terisi separuh, seperti menyisakan secuil pesan ibu: "Makan seadanya, lauknya kerupuk."

Aku mengangguk segera, supaya air mata lekas menenggelamkan lapar dan dahaga. Tapi, kata bapak: "Anak laki-laki tidak boleh cengeng."

Ingatan itu terus membesarkan jiwaku. Mendidikku dalam rantau yang memisahkan duniaku dengan ketiadaan ibu bapakku. 

Seandainya keduanya masih hidup, ingin kukhayalkan sebait kata kepada mereka: "Piring seng putih itu mungkin sudah berkarat di pinggirnya sebab terkena tangis airmataku, tapi kekayaan hati tak pernah berkarat hanya karena menjadi orang pinggiran."

SINGOSARI, 13 April 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline