Jangan bicara surga,
Ciptakan saja terang dalam hatimu. Tentu kau tahu, gulita bisa membuat terperosok diantara semak rayuan.
Bicaralah persaudaraan,
Ajak bicara saudaramu. Bahasamu yang berbudi damai adalah makna satu tujuan. Seperti anak tangga yang menyatukan dua pilar tangga. Menapaki kasih sayang Tuhan yang agung.
Kemarin dan kini adalah dua waktu bagi telur-telur berhias warna-warni ornamen kehidupan. Tak ada yang sama dalam penciptaan. Mata angin menunjukkan jalan masing-masing. Agar kau tahu, banyak jalan menuju Tuhan.
Kumpulkan lagi saudaramu, dalam tawa dan tangis. Agar kau tahu malam dan siang membawa suka dan duka silih berganti.
Jangan bicara surga
Jika kau tutup mimpimu dari seluruh lembaran tidurmu. Untuk apa membenamkan matahari yang terbit jika rembulan masih berharap pagi?
Tuhan lebih tahu pembicaraan tentang surga dari sebungkus nasi yang dibuka oleh anak-anak kelaparan. Orang tua mereka telah bekerja keras. Tapi, mereka selalu menitipkan harapan pada ufuk fajar dan selalu merendahkan egoisme bersama terbenamnya senja.
Sejatinya, pembicaraan tentang surga adalah pembicaraan tanpa kekerasan sedikitpun.
SINGOSARI, 5 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H