Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Topi Tahun Baru

Diperbarui: 2 Januari 2021   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.galerikonveksi51.com

Di awal kehidupannya, tahun yang baru lahir kemarin sungguh menggemaskan. Tak ayal berbagai ciuman mengecup pipinya yang tembem. Tuhan masih menyelimuti tubuhnya. Matanya masih merem menyimpan hasrat. Sementara jemarinya bergerak lembut meraih hangat mentari.

Aku teringat kisah ibu. Katanya, semasa bayi aku banyak bergerak. Kakiku menjejak-jejak ingin segera turun ke bumi. Apalagi jika kehausan, aku  menangis kencang. Sampai bumi menutupi telinganya.

Kini ibu menungguku di alam baka. Merajut kenangan menjadi sebuah topi mungil dan menyerahkan pada malaikat. "Bawa topi ini dan berikan pada anakku." Malaikat melesat mengetuk mimpiku. "Ada titipan topi untukmu"

Kuraih topi itu dan coba memakainya. Sambil tersenyum aku bertanya: "Terima kasih bu, bukankah topi ini kekecilan?"

"Untuk menjadi harapan baik, kau boleh pakai topi Santa, pakai Peci, pakai Udeng atau ikat kepala apapun. Topi kecil atau topi besar keduanya tak ada artinya bagi tahun baru yang lahir telanjang, agar kau bisa melihat warna rambut saudaramu sendiri." bisik ibu dari singgasana surga.

Aku mengangguk bersama lelehan air mata yang menghujam bumi. Perlahan Tuhan membuka selimut di tahun baru ini. Semoga damai senantiasa menaungi bumi.


SINGOSARI, 2 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline