Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Tukar Nasib

Diperbarui: 11 Oktober 2020   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

asset-a.grid.id

Suatu malam jum'at yang sunyi:          

          "Perkenalkan, namaku Izazil, aku pimpinan syetan dari jin dan manusia" kata makhluk berwajah merah mengenalkan diri. Sementara Karman yang masih duduk bersila belum juga membuka matanya. Ia hanya mendengarkan suara perkenalan yang serak dan berat.

          "Karman, bukalah matamu. Kau tak perlu mengenalkan diri, semua anggotaku sudah sering bersamamu, kau saja yang tak bisa melihat mereka" suara berat itu mengulangi tanya, sebab Karman tak juga membuka matanya. Keningnya tumbuh bulir-bulir keringat, kelihatannya ia ketakutan.

          "Karman, bukalah matamu!" suara berat itu membentak kasar. Perlahan Karman membuka matanya. Batinnya bergejolak, ia tak menyangka suara berat itu ternyata sangat tampan. Padahal saat memejamkan mata tadi wajah itu masih merah membara. Itulah kemampuan Izazil, mahkluk dari api yang bisa mengubah diri menjadi manusia.

Mengapa harus mengubah diri menjadi manusia? itu kuasa Illahi, kau tak perlu banyak bertanya, sebab jika terus bertanya nasibmu bisa seperti Karman.

          "Maaf, kukira kau berwajah buruk seperti dalam cerita-cerita" kata Karman setelah Izazil menggandeng tangannya.

          "Hahahaha, begitu ya? manusia selalu cerita keburukanku, padahal banyak manusia yang lebih buruk dariku" sahut Izazil.

          "Ya karena selama ini aku selalu di doktrin bahwa syetan adalah makhluk sombong, tubuhnya mengerikan dan tinggal di tempat-tempat kotor" jelas Karman seraya garuk-garuk kepala.

          "Lalu? sekarang kau masih percaya doktrin itu?" tanya Izazil.

Kedua jenis makhluk yang sejatinya berbeda itu saling pandang dan dari mulut mereka lahirlah gelak tawa bersamaan.

          "Aduh Karman, perutku sakit menahan tawa. Sudah begini saja, mulai hari ini aku nyatakan diri menjadi temanmu, dan....." suara Izazil berhenti, seolah memancing jawaban dari Karman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline