Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Puisi | Rahasia Hujan

Diperbarui: 5 April 2020   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://i.pinimg.com

Di kamarmu, sedang kau tulis sepucuk surat.
Pada sebuah malam yang belum genap menggigil.
Sebelum menulis, kau pandangi langit-langit kamarmu,
sebuah lampu gantung redup pernah kunyalakan.

Di paragraf awal, kau tuliskan keluh kesahmu.
Kau sebut lirih nama lelaki, yang urung kau tulis.
Angin terlalu menelusup kencang masuk melalui jendela,
dan membawa kemungkinan nama lain.

Kau ingat-ingat lagi sebuah alamat, dimana lelaki itu tinggal.
Jujur aku agak asing dengan kota yang kau sebut-sebut.

Malam menuntunmu pada dua pilihan.
Lelaki yang urung kau tulis itu masih
kosong di sebaris kertas.

Sepertinya kau ragu-ragu, apakah gerimis
malam itu akan menjadi hujan hingga pagi?

Sementara aku duduk bersabar. Manantikan rahasia hujan genap tersampaikan.


SINGOSARI, 5 April 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline