Anak itu ingin bermain boneka sejauh hari melangkah. Ibunya tak peduli, asyik bermain gawai. Anak itu penasaran mengapa gawai tak bisa lepas dari tangan ibunya, padahal ia sudah bisa melepas tangan, kaki serta baju dari tubuh boneka.
Mereka menikmati masing-masing permainan. Anak itu terus bermain boneka walau senja menjajah petang. "Ayo sayang istirahat, jangan bermain boneka terus," bisik senja tanpa sepengetahuan ibunya. "Nggak mau, boneka ini cantik, aku ingin seperti dia" seru anak itu.
Malam menepuk pundak petang seraya mendorongnya untuk berlalu, "Pergi sana, aku saja yang menasehatinya." Tapi, ternyata malam gagal membuat kantuk anak itu, sampai bonekanya sudah dinyanyikan lagu nina bobo. "Kalau kau bermain terus malam ini, aku akan panggil gulita di kamar ini," tegur malam agak kesal. "Aku nggak takut, aku ingin menjaga tidur bonekaku sampai bangun nanti" sengit anak itu.
Saat pagi mengetuk kamar, anak itu terlentang diatas ranjang. Nampak di genggamannya sebuah tangan, kaki serta baju boneka. "Untunglah kau sudah lelap, aku ingin mengambil boneka itu sekarang" kata pagi lirih. "Jangan, aku masih ingin memasang tangan, kaki dan bajunya. Jangan ganggu mimpiku" tiba-tiba anak itu membentak dengan mata terpejam.
MALANG, 1 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H