Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Puisi | Hadiah Ulang Tahun dari Jingga

Diperbarui: 29 Februari 2020   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.abc.net.au/

Saat duduk di tepi senja, kulihat jingga menari diantara bayang-bayang daun. Ia tengah menikmati alunan angin yang memainkan orkesta petang. Seperti biasa setiap pergantian waktu selalu meninggalkan kenangan. Siapa yang merawat jingga jika bukan kenangan sendiri? Begitu juga dengan kenangan, ia selalu menari di pikiranku. "Mengapa dulu kubiarkan dirimu kecewa?" Ah, seandainya waktu bisa kuraih dengan jemariku, betapa aku ingin menjaga cintamu. 

Aku ingin memberitahu jingga. Namun aku sedikit malu, sebab meskipun sudah tua tapi selalu berharap ada pesta kecil untuk perayaan ulang tahunku. Apalagi aku juga masih suka menerima kejutan, hadiah, dan do'a umur panjang. Kini baru kusadari, kejutan sederhana darimu sungguh berarti bagiku.

Kulambaikan tangan pada jingga untuk mendekat. Namun jingga menampik. Kubuka jendela seraya memanggilnya sampai parau. Tapi tetap saja, jingga malah melaju lalu tak sempat menoleh ke belakang.  

Saat duduk di tepi petang, nampak bayang-bayang berjalan terhuyung mendekatiku. Ia membawa hadiah penuh kecemasan. Bungkusnya kusam. Baunya masam. "Selamat akhir tahun, semoga kau sudi menerima hadiah ini."

"Ah, lain kali saja, aku masih ingin memanggil jingga," kataku.

"Akulah jingga, sengaja kutinggalkan dirimu untuk mengambil hadiah, sekarang terimalah hadiah ini."

Aku tak bisa minta tolong pada siapapun, hadiah ini terlalu berat, membuatku tergeletak sunyi dikerubung beku.

SINGOSARI, 29 Februari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline