Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Puisi | Kita Sama dalam Vonis (Hukum)

Diperbarui: 23 Februari 2020   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Two Lawyers Conversing, artist: Honore Daumier, koleksi The Morgan Library & Museum via artsandculture.google.com

Diamlah kawanku, dengarkan saja palu yang diketok keras-keras di meja persidangan. Di depan hukum kita semua sama, meskipun kau pencuri cinta, pendusta rindu atau menilap kasih sayang. Kau akan tetap memikul vonis yang sama.

Serius, kau jangan berisik kawanku, sembunyikan saja tanyamu, ini tentang vonis yang sama dengan kemarin. Vonis yang tak perlu kau artikan. Selalu begitu saat sidang kemarin, lusa atau besok ketika terdakwa membatu diukir cemas.

Nanti malam saat jeruji besi mulai dibuka, akan kutunjukkan rupa vonis. Meski dalam gulita, kau akan terbiasa merabanya. Kita terlanjur tahu tentang vonis. Bahkan kita hafal seribu bait kata pembelaan, sehingga sejuta keadilan harus dikubur. Setelah do'a, kita tinggalkan persidangan menuju gulita masing-masing.

Esok, mereka akan menggelar lagi sidang yang sama, kepada hukum kita dipandang sama, tapi dalam pertemuan itu kita tak berarti apa-apa, kita sama-sama kembali menekuni gulita jeruji dan mata yang terbuat dari milyaran uang dalam koper.

SINGOSARI, 23 Februari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline