Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Puisi | Wo Ai Ni

Diperbarui: 26 Januari 2020   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.shazam.com

Jangan bersembunyi lagi. Aku suka warna merahmu. Segeralah hadir di mataku. Ketuklah pintu hatiku. Kusambut kau dengan pintu terbuka. Kita berjalan bergenggaman. Menuju ke utara, sebuah klenteng tua menunggu rela. Kunikmati capcai sepiring. Dihibur barongsai. Lanjut nonton wayang Potehi. 

Sembahyanglah dulu, do'akan leluhurmu, semoga Tuhan memberkati kita penuh cuan, cengli dan cincai. Bersama nyala lilin merah, kukatakan padamu wahai perempuan berdarah China, "Wo Ai Ni". Seketika pipimu memerah ranum. Terbata-bata kau jawab, "Semanten ugi dalem tresno jenengan." Mari kita menikah, nanti kuajak menikmati lontong orem-orem khas Malang, nonton jaranan dan bantengan serta wayang kulit.

Gong Xi Fa Cai

SINGOSARI, 25 Januari 2020 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline