Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Puisi | Ledakan (Mati) Laut Kami

Diperbarui: 13 Januari 2020   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: images.saatchiart.com

Sejak ada insiden perahu asing berlayar di laut kami, semua ikan segera mengambil posisi aman.

Ikan hiu pada barisan paling bawah, diatasnya ikan tuna, diatasnya lagi ikan pari. Kemudian ikan layur, ikan bawal, ikan dorang dan ikan kakap.

Barisan sudah ditata rapi. Kita sepakat menghindari jaring kapal asing, dengan cara tidak plesir agak jauh. 

Hari ini ada intruksi bahwa kapal asing akan ditangkap, tidak diledakkan seperti jaman ikan hiu jadi pimpinan kami.

Biarlah aturan itu untuk kapal asing, bagi kami lautan tetap harga mati. Kami makan di laut, bertelur dan berkembang di laut. Berkawan dan berpesta di laut. Hidup kami di laut. 

Sedangkan, mati kami di restauran-restauran yang asing bahasanya. Saat dimasukkan peti pendingin sudah ada ikan hiu, ikan tuna, ikan pari, ikan layur, ikan bawal, ikan dorang, dan ikan kakap. Mereka berbaris rapi seperti barisan kapal asing yang menjaring kawan-kawan kami tanpa urat nadi, dari pagi sampai kami mati tanpa ada ledakan lagi.


SINGOSARI, 13 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline