Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Puisi | Aksi Diam

Diperbarui: 22 November 2019   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: The Beggar of Prachatice 1924, by Conrad Felixmüller (1897–1977) via arthive.com

Pengemis akan berunjuk rasa
terus dengan aksi di depan rumah-rumah
orang kaya. Minimal seminggu sekali.

Tak ada spanduk maupun pengeras suara
yang mengutuk manusia anti dermawan.
Mereka tak cukup suara pula untuk
berteriak-teriak sambil menunggu
nasi bungkus seperti unjuk rasa lainnya.

Kulihat tak ada gelagat dari
pihak kepolisian mengerahkan
pasukan maupun kendaraan water canon.

Pengemis itu melakukan aksi diam
saat harta mereka menjadi garasi mobil.
Pengemis itu tetap aksi diam
saat pesta pora pernikahan
yang menghabiskan milyaran rupiah.
Pengemis itu juga aksi diam
saat UMK di seluruh Indonesia
sudah diterbitkan.

Aksi diam mereka
berakhir hingga di kuburan-kuburan
yang sepi oleh peziarah. Tak ada rembulan di atasnya.
Sebab saat itu sorot lampu mobil mewah berlalu-lalang
menutup aksi diam ditengah pemujaan duniawi.

MALANG, 21 NOVEMBER 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline