Aku seperti tak berkuasa apapun di sini
Kau pindahkan hutan belukar didalam otakku,
begitu rumit dan lebat kebingunganku.
Siapa pula yang sanggup menebang?
Sampai kapan ini menjadi lapang?
Mataku menjadi sungai kecil yang mengalir.
Dari kerling menuruni pipi dan melesap ke bumi.
Kau pun berhasil menumpuk bebatuan sunyi
yang menghiasi mulutku.
Aku tak mampu menggerakkan tanganku.
Pun pada kedua kakiku yang kaku menopang tubuh.
Berusaha lari dari kerinduan
yang terus berkeliaran seperti hewan buas.
Memangsa hati sepi dan ingin kembali
kepadamu.
Banyak tanya sudah kau petik.
Banyak jawaban juga sudah tertanam.
Aku tak tahu alasan mengapa tergila-gila
kepadamu, hingga senja kukira pagi.
Hingga luka kukira bahagia.
Dari purba aku terus mencinta.
Sampai lapuk semua kata-kata.
Singosari, 11 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H