Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Puisi | Pura-pura Rindu Kopi

Diperbarui: 4 Oktober 2019   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://media-cdn.tripadvisor.com

Jangan pura-pura meninggalkan kopi,
sebab kopi yang diseduh menyembuhkan sedih.
Lihatlah mulut gelas yang gelisah tanya cuaca.
Itu karena rindu terlalu banyak meneguk ragu.

Air dan gula begitu kental merapikan
harap yang terbuang.
Kecemasan tergigit oleh detik-detik. Jemari
ini begitu sunyi. Bahkan, lentiknya
tak menyentuh kopi hangat.

Jika kau abaikan kopi terlelap, maka
mimpimu jadi gundah bergelas-gelas.

Jangan menuduh kopi gigil,
ia terlanjur sedih berseduh-seduh.
Mengaduhlah pada sudut kelam.
Tanya dirimu, mengapa kopi tak dicecap?

Kopi selalu disalahkan saat menunggu
kekasih, begitu juga dengan pura-pura.
Tak ada kopi jika rindu tak larut dalam air.


SINGOSARI, 3 SEPTEMBER 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline