Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Cermin yang Rindu Tuannya

Diperbarui: 27 Mei 2019   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: Pixabay

Usiaku memang beranjak tua
Namun tidak demikian dengan nyonya tua
Dandanannya modis berkaos ketat ungu tua
Makanya aku terpaku mangu di kamarnya
Tiga puluh lima tahun aku disana

Wajahku tak bermata
Namun mengamati kehidupan nyonta tua
Sejak bulan madu nikah muda
Hingga pria asing yang tak kusangka
Saat lampu mati tersisa ketawa

Tubuhku dibingkai kayu hitam
Namun yakinlah aku jujur tak pernah naik pitam
Bahkan aku sering cekikikan meruam
Melihat mata nyonya tua melotot tajam
Saat melepas bulu mata kelam

Aku hanya ingin bertanya
Kira-kira kemana tuan pria berkelana?
Apakah karena ia miskin dan papa
Sehingga tak pernah kujumpa
Tubuh kurus rambut botak merata
Serta tinggalan harta benda
Kecuali, paku berkarat yang menggantungku tak kuasa

Malang, 27 Mei 2019 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline