Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Anakku

Diperbarui: 20 Mei 2019   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

media.keepo.me

Anakku, Putri Galuh
Lahir bersama getirnya gaduh
Keringat ibunya merayap di sekujur tubuh
Aku, sebagai bapaknya ikut berpeluh
Sampai kerah baju menjadi keruh
Gara-gara pasar terbakar dan luluh

Kesana-kemari Aku gila mencari rupiah
Tangan berulangkali menengadah
Tak satupun recehan jatuh mengarah
Tuhan apakah recehan sudah habis dijarah?  

Anakku,
Bapakmu memang tak sekuat Ibumu
Dia yang melahirkanmu
Menguatkanmu dengan susu ibu
Mencuci semua baju
Membuatkan kopi payau
Serta menanak nasi campur debu

Bapak hanya mampu berkubang keringat
Seolah-olah panas menyengat
Padahal di rumah asap dapur minggat
Meja makan penuh rengat
Maafkan jika engkau merasa berat
Hidup harus penuh tirakat
Semoga Putri Galuh menjadi orang hebat

Malang, 20 Mei 2019
Jika ditimbang, keringat Ibu tetaplah paling banyak memenuhi jerigen perjuangan. Namun, keringat bapak juga banyak yang tercecer di pinggir jalan.

Saya mohon maaf jika ada nama seseorang yang sama atau mirip, itu hanya kebetulan saja, tidak ada maksud lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline