Hi Pak Ahok, apa kabarmu di Mako Brimob?
Oh iya Pak Ahok, kudengar hakim sudah mengabulkan gugatan ceraimu. "Mengabulkan gugatan penggugat secara keseluruhan. Menyatakan perkawinan antara penggugat dan tergugat berdasarkan kutipan akta perkawinan Nomor 3279/I/1997 tertanggal 17 Desember 1997 putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya," begitu kata Hakim Ketua Sutadji yang kubaca di Tribunnews.
"Oalah, apalagi ini " Kok nggak brenti-brenti kulihat masalah ini menimpamu. Kalau aku yang jadi kau Hok, kecil kemungkinan aku tidak gila. Tapi, betul --betul salut aku lihat kau, belum pernah kutengok ada orang setegar kau. Serius aku Hok. Hampir gila malah aku, melihat kau ngak gila-gila sampe sekarang.
Orang macam kau ini memang langka Hok. Sebenarnya, kau itu harus dilindungi, nanti kalau kau punah gimana coba? Kemana mahluk seperti kau mau dicari?
Oh iya Hok, soal gugatan ceraimu ini. Ada kutengok pendeta yang bilang tak boleh cerai. Dia nantangin malah Hok, minta ditunjukin ayat dimana dibolehin cerai.Boleh juga itu pendeta, macam betul aja dia kutengok. Tapi sudahlah Hok, dia kan nggak tau perasaanmu, kau juganya yang tahu sakitnya gimana. Kita doain aja dia tambah langsing, capek juga aku kalau lihat dia kemarin wara-wiri di Monas.
Hok, ada kejadian menarik loh kemarin. Itu loh tante Ratna yang dulu selalu nantangin kau. Kemarin kan mobilnya parkir di jalanan, terus anak buahmu yang dulu, orang Dishub lihat. Diderek lah itu mobilnya si Ratna. Kurasa petugas Dishub ini hafal betul SOP yang kau buat dulu, tak ada yang bisa intervensi kalau urusan langgar melanggar.
Nah, Si Ratna nya nggak terima Hok, eh dia bilang, " kutelepon si si Anies. Kutelepon si Anies." Tahu nggak Hok, mobilnya dianterin sama orang Dishub ke rumahnya si Ratna, pake minta-minta maaf lagi orang Dishubnya, katanya si Ratna sih.
Coba kau dulu di telepon urusan begituan, kurasa orangnya juga kau suruh ikut diderek sekalian. Tapi Hok, itu si Anies bilang nggak ada nyuruh anterin mobil si Ratna, nah kalau gitu siapa coba yang nyuruh? Malah si Anies bilang ini warisan nenek lu, terbiasa takut sama atasan.
Memanglah, payah itu si si Anies, dia yang nggak mampu, kau pula yang dijelekin sama dia. Padahal di zaman kau, mana ada orang yang berani minta tolong urusan beginian? Justru aku salut loh sama orang Dishub yang tidak peduli siapa itu si Ratna. Parkir sembarangan, derek. Nah, ini baru benar warisanmu. Sudahlah, lupakan si Anies, dia memang gitu modelnya. Tidak mampu mengakui kelebihan orang kek kau ini.
Eh Hok, ini serius nih. Kemaren di Medan ada kongres, si Yusril kan ikutan di sana. Dia bilang Hok, kau nggak bisa jadi Presiden Hok. Kata dia, kau bukan WNI saat lahir. Jadi, nggak bisa kau jadi Presiden menurut si Yusril. Sempat kaget juga aku dengar omongannya. Tapi adik kau sudah buat surat terbuka kudengar untuk si Yusril,
Itulah, akupun kadang nggak selera makan kalau lihat si Yusril ini ngomong, sudah suaranya fales, dia nggak ada konsistennya kutengok. Kata Pak Mahfud juga begitu, waktu kemarin pemerentah bubarin HTI, si Yusril kan bela-belain HTI.