Lihat ke Halaman Asli

Omri L Toruan

Tak Bisa ke Lain Hati

Anies, Kembalilah ke Jalan yang Benar

Diperbarui: 7 April 2017   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber : Batam Pos"][/caption]

Kau bukan dirimu lagi...

Kau bukan yang dulu lagi...

Petikan bait lagu yang pernah dipopulerkan Dewi Yul di atas sepertinya cocok dialamatkan pada Anies Baswedan.

Bukan hanya saya, dan saya kira ada banyak orang serasa bermimpi melihat perubahan yang terjadi pada Anies. Sejak ia diusung maju di Pilkada DKI bersama Sandiaga Uno, Anies telah kehilangan dirinya.

Entah roh siapa yang masuk mencengkeram Anies sekarang, Anies yang dulu kita kenal hilang sudah. Fisiknya memang masih ada namun jiwanya sudah bukan lagi Anies yang dulu kita kenal.

Dimulai dari ucapannya yang menyebut jasa Foke sehingga kali atau sungai di Jakarta menjadi bersih dan jernih, ia mencoba membohongi nuraninya. Meski segera dibantah Google, Anies bukannya berhenti. Ia semakin intens melakukan hal serupa, bahkan lebih lagi.

Ia terus berupaya mengerdilkan semua upaya yang sudah dilakukan Ahok demi Jakarta dan warganya. Ia dengan lagaknya yang santun bahkan berupaya habis-habisan untuk menjatuhkan Ahok ke titik 0,  bahkan minus. 

Lalu, ia menawarkan dirinya sebagai pilihan yang lebih baik bagi Jakarta dan warganya. Itulah Anies yang sekarang, beda dengan Anies yang dulu pernah kita kenal ketika ia bersama mendampingi Pak Jokowi berhadapan dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2014.

Tenun kebangsaanpun sudah dirobeknya dengan mengakomodir ormas-ormas radikal yang dijanjikannya akan mendapatkan pendanaan kelak jika ia terpilih. Ia juga dengan malu-malu menyetujui eksploitasi sara yang sangat keterlaluan yang dilakukan pendukungnya demi memenangkan dirinya.

Tidak cukup dengan menjiplak apa yang sudah dilakukan oleh Ahok dan memodifikasinya dengan tambahan plus supaya terlihat lebih keren dan menarik, ia bahkan berani mempermainkan nasib warga dengan janji-janjinya. Rumah milik, dengan dp 0 persen berubah menjadi 0 Rupiah. Karena mustahil diwujudkan, lalu kemudian direvisi dengan harus menabung selama enam bulan. Itu pun  kemudian berubah karena memang tidak mungkin bisa terwujud sekalipun dengan menabung 24 bulan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline