Lihat ke Halaman Asli

Omri L Toruan

Tak Bisa ke Lain Hati

Bu Mega Putuskan Usung Ahok Setelah Mendapat Konfirmasi Amien Rais

Diperbarui: 22 September 2016   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : beritasatunews.com

Misteri itu terjawab sudah. Siapa yang pada akhirnya akan diusung PDIP untuk menjadi cagub DKI di Pilkada 2019. Sampai pada detik-detik sebelum diumumkan kemarin malam (20/9/16), hal itu masih merupakan misteri. Walau hanya untuk posisi seorang gubernur,  publik begitu antusias mengikuti dinamika yang terjadi, memperhatikan  kepemimpinan Ahok sejak tampil di DKI yang memang tidak pernah sepi dari kontroversi.

Sebagai ibukota NKRI, Pilgub DKI menjadi sangat menarik bagi parpol dan politisi karena DKI memiliki anggaran yang sangat besar. Siapapun, tidak mau untuk tidak ikut ambil bagian,karena berharap ikut kecipratan, dan sekali kecipratan efeknya  langsung berkelimpahan. Itulah juga yang terjadi Pada Amien Rais dan PAN, meski hanya punya dua kursi, manuver Amien Rais  hampir-hampir berhasil  menyundul langit. Amien berjibaku membuat DKI gonjang-ganjing, supaya ia dianggap penting. 

Keputusan PDIP ini, walau sudah diduga sebelumnya, namun tidak kurang membuat banyak pihak gelisah dan kebingungan menerka apa yang ada di pikiran PDIP. Bahkan, beberapa pihak di koalisi kekeluargaan masih terus berharap, agar PDIP tidak mengusung Petahana akan tetapi ikut bergabung dan menjadi pemimpin koalisi besar guna melawan Ahok. Meskipun kadernya sempat ikut mendeklarasikan Koalisi Kekeluargaan sebelumnya, keputusan final PDIP tetap menggantung, sampai kemarin malam, akhirnya PDIP memberi kepastian kepada Ahok  untuk maju bersama dengan Djarot.

Banyak pihak menduga bahwa PDIP, yang sengaja menggantung cagub yang akan diusungnya adalah merupakan bagian dari strategi PDIP guna mengecoh partai lain. Ada juga yang beranggapan bahwa PDIP ragu untuk mengusung petahana, dan masih terus memantau dinamika politik yang berkembang.

Lalu, apa yang membuat PDIP akhirnya memastikan pilihannya jatuh kepada Ahok?

Andai PDIP belum yakin dengan pilihannya, bisa saja mereka baru mendaftarkan pasangan pilihannya di last minute, namun kali ini sepertinya PDIP sangat yakin dengan keputusnnya mendukung petahana, dan langsung mendaftarkannya di hari pertama. Kenapa ? 

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, ada beberapa pertimbangan yang diambil partainya dalam memutuskan mengusung Ahok-Djarot.

"Pertama, Ahok hingga saat ini adalah petahana Gubernur DKI Jakarta yang bertugas meneruskan tugas pasangan Jokowi-Ahok yang sebelumnya telah diusung PDI Perjuangan pada Pilkada tahun 2012 yang lalu," kata Hasto saat deklarasi, Selasa (20/9/2016) malam.

Kedua, langkah mengusung Ahok-Djarot dinilai sejalan dengan ideologi PDI-P, yaitu Pancasila 1 Juni 1945 dan Trisakti.

Hasto mengatakan, PDI-P memegang teguh dan berkomitmen meneguhkan nilai-nilai pluralisme dalam ideologi tersebut, serta selalu berupaya untuk konsisten dalam menjalankan program-program kebijakan Jokowi-Ahok pada waktu yang lalu.

"Ketiga, pasangan Ahok-Djarot dalam pandangan PDI-Pmempunyai komitmen yang teguh dalam melaksanakan ideologi partai serta mampu bersinergi dengan pemerintah pusat dalam mengejawantahkan praktik pemerintahan," kata dia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline