Lihat ke Halaman Asli

Ompung Godang

Penulis dan Pemerhati Masalah Sosial dan Pendidikan

Tari Tor Tor merupakan budaya Batak yang tetap dilestarikan

Diperbarui: 20 Januari 2025   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Sumber dari dokumen publikasi info tari tor tor  mahe adsense.com ) 

Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu tradisi yang menjadi warisan budaya dari masyarakat Batak di Sumatra Utara yaitu  Tari Tortor. Namun tarian tortor bukan sekadar hiburan saja karena merupakan simbol sakral yang sarat akan makna mendalam. Tari Tortor ini sering dipertunjukkan dalam berbagai upacara adat( pernikahan, kematian, dan ritual keagamaan ) dimana merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Batak. 

Menurut sejarah bahwa Tari Tortor merupakan tarian masyarakat Batak yang telah ada sejak abad ke-13. Pada saat itu tarian ini telah dipergunakan sebagai tari persembahan bagi roh leluhur. Dimana Tari Tortor pun memiliki makna simbol dalam setiap  gerakan bervariasi dan penuh makna dan  memiliki arti saling menghargai dan menghormati antar saudara semarga dalam bentuk hubungan yang baik. Sehingga unsur kerabat dalam Batak seperti hula hula, dongan sabutuha (semarga) dan boru mendalami  gerakan tortor ini. Dahulu Tari Tortor menggunakan properti seperti patung dalam pertunjukkan tari Tortor.

Dan sampai saat ini Tari Tortor tetap dilestarikan oleh masyarakat Batak sebagai suatu tradisi budaya yang bernilai sakral dan penuh dengan makna. Termasuk saat ini di Pulo Samosir sebagai pusat kebudayaan Batak dipertunjukkan kepada para wisatawan  ( dalam dan luar negeri ) sebagai budaya nasional dan internasional yang sudah dikenal di seluruh dunia .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline