Pada saat ini Kurikulum Deep Learning telah diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti. Tentunya hal ini merupakan upaya untuk membawa sistem pendidikan Indonesia menuju pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna. Meskipun demikian kurikulum ini menawarkan berbagai manfaat yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan, implementasinya tidak akan tanpa tantangan.
Tentunya dalam hal ini Deep learning berbeda dengan pembelajaran yang hanya menekankan hafalan atau keterampilan permukaan. Dimana pmbelajaran ini lebih terfokus pada pemahaman yang mendalam, analisis,penalaran logis dan solusi kreatif terhadap masalah yang ada. Pada akhirnya siswa diajak untuk benar-benar memahami prinsip dan konsep dasar suatu materi, bukan hanya menghafalnya.Fokus pada bagaimana dan mengapa suatu hal terjadi, serta penerapan konsep dalam kehidupan nyata.
Yentunya penerapan deep learning dalam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih bermakna, dengan lebih fokus pada pengembangan keterampilan siswa untuk berpikir secara mendalam dan terstruktur. Dimana pembelajaran berbasis deep learning sering kali melibatkan diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau kerja tim yang memungkinkan siswa untuk saling berbagi pengetahuan dan perspektif. Diskusi dalam kelompok ini memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan komunikasi dan keterampilan sosial yang sangat penting dalam kehidupan profesional.
Ada beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam penerapan Kurikulum Deep Learning di Indonesia yaitu: Perubahan paradigma pembelajaran, pengembangan sumber belajar yang berkualitas, peningkatan kompetensi guru, dan peran orang tua dalam pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H