Lihat ke Halaman Asli

Ompung Godang

Penulis dan Pemerhati Masalah Sosial dan Pendidikan

Perlunya Keseimbangan Nalar dengan Karakter Siswa

Diperbarui: 8 Oktober 2024   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Sumber dari dokumdn publikasi info dapodik.co.id.com ) 

Dewasa ini banyak terjadi penyimpangan prilaku pada siswa. Sebagaimana contoh siswa sudah tidak peduli peraturan sekolah, siswa melawan kepada guru, siswa membuli teman sekolah, siswa bolos sekolah, siswa melakukan pengroyokan, dan lain lain. 

Tentunya hal ini banyak dipengaruhi banyak faktor, salah satunya karakter siswa. Sementara guru saat ini lebih cenderung mengembangkan nalar dan kemampuan kompetensi dibandingkan dengan mengubah karakter siswa menjadi lebih baik. Ditambah lagi perubahan kurikulum oleh pemangku kebijakan dari KTSP menjadi Kurikulum Merdeka tanpa memperhatikan kondisinya.

Salah satu tugas guru adalah mendidik, dimana mendidik berarti merubah prilaku siswa menjadi lebih baik. Disamping mengembangkan siswa menuju arah kedewasaan dan mencerdaskan kemampuan kecerdasannya. 

Guru harus dapat mengimbangkan kemampuan nalar atau kecerdasan siswa dengan membimbing karakter siswa ke arah yang lebih baik. Inilah tugas sesungguhnya seorang guru dari pada hanya sekedar mengajar dengan mentransfer sejumlah ilmu pengetahuan.

Dalam mendidik tentunya terdapat unsur keindahan yang merangkum ranah kecerdasan dengan ranah etika dan akhlaq. Sebagai catatan bahwa kita lebih bangga dengan siswa berkemampuan kecerdasan biasa saja namun mempunyai prilaku yang baik. Bila kita bandingkan dengan siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi namun kurang berakhlaq baik. 

Harapan kita sekolah harus dapat menyeimbangkan kemampuan kecerdasan dengan prilaku akhlaq yang baik. Dan siswa adalah generasi penerus negara Indonesia tercinta agar saat bekerja tidak melakukan penyimpangan yang  meresahkan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline