Lihat ke Halaman Asli

Ompung Godang

Penulis dan Pemerhati Masalah Sosial dan Pendidikan

Perlu Keterbukaan Pemerintah terhadap Pembatasan Kendaraan Pengguna Pertalite

Diperbarui: 29 Agustus 2024   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Sumber dari dokumen publikasi Okezone Economy.com ) 

Rencana pemerintah akan membatasi pengunaan bbm jenis pertalite bagi kendaraan 1400 cc keatas atau mobil mewah. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terbaru, Bahlil Lahadalia, menyampaikan pemerintah berencana melakukan pembatasan BBM subsidi Pertalite mulai 1 Oktober 2024. Tentunya hal ini mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat khususnya pemilik kendaraan 1400 cc keatas atau mobil mewah. Sebagai catatan pemilik kendaraan 1400 cc keatas ada yang ekonomi menengah buka kelompok elite tentunya akan keberatan dengan kebijakan pemetintah tersebut. 

Menyikapi rencana pembatasan bbm jenis pertalite ini tentunya perlu keterbukaan semua pihak mulai dari pemilik kendaraan sampai kepada pemerintah agar dapat tepat sasaran dalam membantu masyarakat ekonomi menengah kebawah yang memiliki kendaraan dibawah 1400 cc. Disamping itu perlu pengawasan terhadap pemerintah khusysnya Pettamina dalam pelaksanaan penyaluran bbm jenus pertalite yang pro kepada masyarakat ekonomi menengah kebawah. Tentunya pemerintah harus mencari solusi tepat sasaran terhadap pengganti bbm yang tidak memberatksn masyarakat dan menghijaukan udara sekitar manusia.

Solusi lainnya pemerintah harus tidak berat sebelah kepada pom bensin diluar pertamina dan tidak menekankan agar harganya diatas pom bensin pertamina. Padahal kalau jujur harga pom bensin non pertamina bisa lebih murah dari pertamina dan mereka sudah mempetoleh keuntungan. Namun teepaksa pom bensin shell, vivo, dan BP bisa menyaingi harga pom bensin pertamina. Marilah kita terbuka dan jujur kepadz masyarakat agar kepercayaan terhadap pemerintah tetap tinggi agar negara Indonesia damai dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline