Lihat ke Halaman Asli

Ompung Godang

Penulis dan Pemerhati Masalah Sosial dan Pendidikan

Perlu Penanganan Tepat bagi Penderita Albinisme dengan Baik

Diperbarui: 13 Juni 2024   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Sumber dari dokumen Sehat Fresh.com ) 

Dalam kehidupan sehari hari kita pernah melihat seorang anak yang mengalami albinisme. Sebenarnya apakah albinisme itu ? Albinisme adalah kelainan genetik yang membuat tubuh tidak mampu memproduksi melanin. 

Melanin adalah salah satu zat pigmen yang berfungsi untuk memberikan warna pada mata, rambut, dan kulit. Pada dasarnya Istilah albinisme sering disamakan dengan albino. Albino adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan seseorang dengan kondisi albinisme. Seorang albino biasanya memiliki mata, rambut, dan kulit yang berwarna lebih pucat, lebih terang, dan terlihat jelas berbeda dibandingkan dengan ras asalnya.

Perlu kita ketahui bahwa penyebab utama albinisme adalah mutasi pada gen yang memberikan instruksi untuk memproduksi protein yang terlibat dalam produksi dan distribusi pigmen melanin ke seluruh tubuh. 

Berdasarkan penyebab yang mendasarinya, albinisme dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu oculocutaneous albinism (OCA), ocular albinism (OA), dan albinisme terkait dengan penyakit herediter yang langka.

Tentunya albinisme disebabkan oleh kelainan genetik sehingga penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Namun, ada metode pengobatan yang dapat meredakan gejala dan mencegah perburukan. 

Pengobatan tersebut meliputi: Menggunakan kacamata atau lensa kontak, memberikan tabir surya, dan menggunakan pakaian tertutup.  Dan perlu diketahui bahwa albinisme dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya, baik secara fisik maupun mental. 

Jika tidak ditangani, penderita albinisme bisa mengalami sejumlah kondisi berikut:  Sulit atau tidak mampu membaca, bekerja, atau berkendara akibat gangguan di mata, luka bakar akibat paparan sinar matahari yang dapat berkembang menjadi kanker kulit, stres akibat perasaan rendah diri penderita, karena melihat dirinya berbeda atau akibat perundungan dari orang sekitar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline