"Tidak bisa disangkal bahwa situs makam Kiai Moko telah disia-siakan pengelolanya, khususnya pemerintah daerah. Padahal, jika mau, Bhuju' Moko -begitu penduduk menyebut situs itu- sangat potensial menjadi objek wisata ziarah." Hal.17.
Jika bicara mengenai Madura, tiga hal yang mencelat langsung di pikiran saya adalah garam, sate dan dukun. Yang terakhir, konotasinya mungkin terasa negatif. Walau, harus diakui dukun/paranormal/orang pintar adalah hal umum yang biasa ditemukan di Indonesia.
Walau tidak ada kaitannya langsung dengan dunia ghoib/perdukunan, keberadaan makam-makam tua yang dikeramatkan menurut saja tak begitu saja dapat terpisahkan. Masih ada benang merahnya. Dan, lewat tulisan berjudul "Ziarah ke Masa Silam" inilah penulis Royyan Julian membuka buku kumpulan esai ini.
Di Palembang, ada sebuah situs pemakaman yang dinamakan Bukit Siguntang. Konon, yang dimakamkan di sana adalah orang-orang penting pada zaman dahulu. Masing-masing dari makam itu "dijaga" oleh juru kunci. Dan, ya, Bukit Siguntang menjadi salah satu objek wisata andalan di Palembang. Terutama bagi mereka yang gemar sejarah dan menyukai kisah-kisah di balik sosok yang ada di makam tersebut.
Sehingga, kegelisahan penulis terhadap potensi wisata ziarah yang ada di Madura -namun belum digarap serius, menjadi masuk akal. Apalagi jika sosok yang dimakamkan di pemakaman tersebut dapat dinarasikan dengan baik.
"Masyarakat Madura -dan tentu saja semua orang tanpa pandang bulu- membutuhkan pengetahuan faktual tokoh-tokoh historis, bukan manusia setengah dewa yang gampang menyelesaikan masalah tanpa masalah."
Di kisah yang berjudul "Kesaktian Ikan-ikan" Royyan mencoba mengangkat hubungan masyarakat Madura -terlebih yang berprofesi sebagai nelayan- dan alam (laut) yang hadir dalam tuturan turun temurun. "Khazanah oral tersebut nyaris sirna disapu zaman." Hal.65.
Kisah yang mulai digalakkan kembali ini turut menyenggol kisah-kisah nabi. Dari nabi Khaidir, Ibrahim hingga Musa yang menjadikan kisah ikan dan nelayan madura ini berlompatan melintasi zaman. Walaupun butuh konsentrasi untuk mencerna gabungan informsi yang dituliskan, saya akui Royyan melahap begitu banyak referensi untuk menulis bab ini saja.
Seperti yang saya singgung sebelumnya, dukun adalah hal yang muncul di benak saya jika bicara tentang Madura. Dan, lewat tulisan "Keluarga Paranormal" Royyan memaparkan kisah ini lewat tulisan sebanyak 23 halaman yang sepertinya jadi kisah paling panjang ketimbang kisah lainnya.