Lihat ke Halaman Asli

Haryadi Yansyah

TERVERIFIKASI

Penulis

Kisah Perdagangan Senjata dan Rencana Pembunuhan Soekarno dalam Novel "Komsi Komsa"

Diperbarui: 18 Februari 2022   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambaran peperangan di Pulau Saipan | Sumber Gambar britannica.com

Lewat katebelece dari Ndoro -orang yang membesarkannya, di usia ke-23 tahun, Sam tiba di Pulau Saipan, Mariana tempat Marpi Point Field, pangkalan udara milik Angkatan Laut Amerika berada. Harapannya, Sam dapat dididik menjadi prajurit.

Sayang, ijazah palsu yang ia gunakan ketahuan. Jelas mau tak  mau ia akan terusir dari sana. Namun, alih-alih kembali ke Jakarta, Sam memilih keputusan lain: bunuh diri.

"Maka, yang terbaik adalah menjadi tiada. Agar tiada beban harus dipikul sepanjang usia. Biarkan ini jadi uusannya dengan Sang Pencipta." Hal.3.

Untungnya, Ted Williams, seorang dokter dari WHO yang berada di Saipan dalam penelitian penyakit tropis menyelamatkannya. Tak hanya menghentikan upaya bunuh diri Sam, ia juga memberikan harapan baru kepada Sam.Yakni kesempatan untuk berkuliah di Amerika Serikat.

"Silakan kau putuskan sendiri. Pulang ke negerimu sebagai pecundang atau terbang malam ini ke Amerika dan membangun mimpi baru untuk bangsamu." Hal.4.

Sam kemudian memutuskan untuk menerima tawaran Ted. Di Amerika Serikat, dia berkuliah di UCLA (Universitas California, Los Angeles) jurusan ekonomi. Siapa sangka, kehadiran pemudia dari Asia Tenggara ini ternyata banyak menarik perhatian para profesor di sana.

Novel Komsi Komsa oleh E.S Ito | Sumber Gambar Gramedia.com

Para profesor ini berusaha membenamkan nilai-nilai kapitalisme Amerika sehingga siapapun yang berhasil melakukannya, akan mendapatkan kredit tambahan patriotisme. Dengan kondisi seperti ini, Sam berada di atas angin. Tanpa kehadiran penuh pun nilainya akan bagus. Banyak orang yang ingin berteman/mendekatinya. Termasuk perempuan-perempuan yang menaruh perhatian khusus kepadanya.

Namun, keadaan tentu saja tak selalu berpihak kepadanya. Saat kemudian mahasiswa dari Asia lainnya berdatangan, Sam mulai terpinggirkan. Dosen pun tak lagi bermurah hati memberikan nilai tinggi jika ia tak mengusahakannya.

Di tengah kebosanan, sialnya Sam terjerumus perjudian. Di sebuah tempat perjudian dia berkenalan dengan Angus. Pria botak dan kaya itu pula yang menyelipkan uang 3000 dolar ke sakunya sebagai modal awal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline