Lihat ke Halaman Asli

Haryadi Yansyah

TERVERIFIKASI

Penulis

Menilik Kehidupan Masa Revolusi Kebudayaan di Cina Melalui Buku "Kisah Seorang Pedagang Darah"

Diperbarui: 18 Januari 2021   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source image: demabuku.com


Sehari-hari, Xu Sanguan bekerja sebagai pendorong kereta di pabrik sutra dengan upah yang sangat rendah. Berbekal perbincangan dengan paman keempatnya, dan juga pertemuannya dengan A Fang dan Genlong, Xu Sanguan akhirnya tahu bahwa dia akan mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak jika menjual darah.

Bersama-sama, ketiganya menemui Li Kepala Darah. Jika mau menjual darah, mereka harus dapat menarik perhatian Li Kepala Darah, sebab penjualan darah hanya dilakukan atas seizinnya.

Beruntung, di pertemuan pertama itu, Xu Sanguan diizinkan untuk menjual darah. Dia mendapatkan 30 yuan, sebuah jumlah yang besar saat itu. Dari uang itu, dia bahkan berhasil mengawini Xu Yulan, gadis (penggoreng) Cakwe yang cantik.

Dari perkawinan itu, mereka dikaruniai 3 anak lelaki yakni Yile, Erle dan Sanle. Sayangnya, akibat komentar para tetangga yang mengatakan bahwa hanya Erle dan Sanle yang mirip Xu Sanguan, terkuaklah bahwa Yile bukan anaknya.

"Dia itu perempuan bocor. Kalau sudah marah, dia langsung duduk di ambang pintu, menangis-nangis, menjerit-jerit. Gara-gara dia, aku jadi pecundang selama sembilan tahun." Hal.102.

Iya, Xu Yulan punya kebiasaan buruk meratap dan meracau tiap kali ada masalah. Problema rumah tangga yang harusnya dijaga jadi diketahui banyak orang karena teriakannya di ambang pintu itu.

Benarlah, saat awal menikah, ternyata Xu Yulan pernah ditiduri Xe Xiaoyong. Yile, anak pertama yang tadinya dikira hadir sebab benih Xu Sanguan akhirnya mengetahui siapa ayahnya yang sebenarnya. Sayangnya, Xe Xiaoyong tak mau mengakui dia sebagai anak.

Yu Hua, penulis buku ini. Source image https://www.thebeijinger.com/


Saat Yile tak sengaja memecahkan kepala seorang anak, Xu Sanguang menyuruh istrinya untuk minta uang. Dia merasa, itu bukan tanggung jawabnya sebab Yile bukanlah anak kandungnya.

Namun, karena menemui jalan buntu, akhirnya Xu Sanguang menjual darah lagi. "Aku sudah jual darah! aku Xu Sanguang sudah jual darah, gantikan Xe Xiaoyong bayar utang. Aku Xu Sanguang sudah jual darah, untuk sekali lagi jadi pecundang!" Hal.95.

Pasca kejadian itu, Yile semakin terkucilkan. Saat Xu Sanguang ingin makan mi, dia mengajak istri dan dua anak terakhirnya untuk ke restoran. Yile hanya dibekali uang 50 sen untuk membeli makanan.

"Ayah, kalau aku anak kandung, aku juga akan diajak pergi makan mi?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline