Lihat ke Halaman Asli

Haryadi Yansyah

TERVERIFIKASI

Penulis

Cerpen: Uring-uringan Sarung ala Pak Manto

Diperbarui: 14 Mei 2020   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sarung yang biasa digunakan pria. Sumber brilio.net

Hampir semua penduduk kampung Naga Pesolek mengenal Pak Manto. Beliau adalah salah satu sosok yang dituakan di kampung. Sehari-hari ia bekerja sebagai pedagang sayur dan sembako bersama Ijah, istrinya. 

Warung mereka cukup besar dan bisa dibilang hampir tak ada pesaing. Pantaslah jika Pak Manto dikenal cukup berada dan tergolong beken di kalangan ibu rumah tangga.

Pak Manto dan Bu Ijah punya 2 anak. Semua sudah besar dan pasca lulus kuliah, keduanya menikah dan memilih menetap di ibukota. Sehari-hari Pak Manto dan istri menjalani hidup apa adanya. 

Jam 3 pagi mereka bangun lalu sembahyang. Oh ya tentu mereka mandi besar dulu sebelum sembahyang jika sebelumnya mereka tidur bercampur. Yang jelas, mereka berdua orang yang taat beragama.

Nah, setelah sembahyang, barulah mereka ke pasar dan kembali lagi menjelang subuh. Matahari masih sembunyi warung mereka sudah buka. Dan, jam segitu sudah ada saja yang belanja. Sebagian orang ini sengaja datang lebih awal agar mendapatkan daging dan sayuran kualitas baik.

Satu yang menjadi ciri khas dari Pak Manto. Sehari-hari dia beraktifias menggunakan sarung. Mau ke pasar, jaga warung atau kondangan, Pak Manto tetap dengan sarung yang menjadi ciri khasnya. Sebetulnya, sudah banyak yang mempertanyakan tentang hal ini.

"Pak, pakai sarung terus, emangnya nggak kedinginan?" celetuk Pak RT satu waktu.

Tak sedikit orang yang menghubungkan ramainya warung Pak Manto dengan kebiasaannya memakai sarung ini. "Mungkin itu syarat dari dukun biar warungnya ramai kali," desus beberapa warga yang bisa jadi sirik. Tentu saja itu nggak benar. Pak Manto dan istrinya menjalani usaha dengan lurus. Kuncinya ya kerja keras.

Di Myanmar juga mereka sehari-hari menggunakan sarung. Sumber nonikhairani.com

"Lagian sesekali pake celana kan nggak apa-apa, Pak," ujar Bu Ijah suatu kali. "Saya kadang malu loh kalau dibercandai tetangga yang bilang bapak pakai sarung biar ringkes kalau mau duaan sama saya," sahutnya lagi dengan muka bersemu merah sambil menyusun sayur mayur di warung.

"Lha kan emang iya tuh, Bu!" cecar Pak Manto sambil terkekeh.

"Iya tapi kan ya saya malu loh dibercandai begitu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline