Lihat ke Halaman Asli

Haryadi Yansyah

TERVERIFIKASI

Penulis

Saat Plot Twist Sebuah Iklan Ramadan Dapat Bikin Termehek-mehek

Diperbarui: 6 Mei 2020   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potongan iklan favorit saya, sumber youtube Ramayana

Nggak banyak iklan zaman dulu yang saya ingat. Terutama yang tayang di TV. Paling memorable tentu iklan sebuah merek sirop yang tetap bertahan dan berinovasi sampai sekarang. Selebihnya, yang saya ingat itu iklan sarung dan iklan pusat perbelanjaan yang cukup beken di masanya.

Sekarang, dengan berkembangnya dunia digital, iklan tak terbatas yang tayang di TV saja. Mayoritas masyarakat sudah memakai smartphone yang terhubung dengan internet. Mereka pun rata-rata setidaknya menggunakan satu media sosial. Nah, inilah yang dibidik oleh pembuat iklan sehingga iklan dapat ditayangkan di sana.

Mengapa Beriklan di Dunia Maya Perlu?

Tentu saja karena jangkauan yang lebih luas. Pengguna internet di Indonesia itu per tahun 2019 telah mencapai 150 juta orang. Pihak sponsor tentu menganggap ini sebagai "ikan kakap" yang harus dikejar dan digarap. Dengan memilih beriklan di dunia maya, pihak sponsor juga dapat menakar target pasar agar lebih terarah.

Pernah nggak pas lagi enak nonton trailer film di youtube trus muncul iklan TV berbayar? Nah, pengaturan iklan semacam ini sudah dibuat sedemikian rupa dengan minat para penonton. Memang sih ada kemungkinan saat nonton tayangan memasak di youtube namun tiba-tiba dikasih iklan otomotif, tapi hal ini kecil sekali karena algoritma di sosial media itu sudah didesain sedemikian rupa agar cocok dengan penggunanya.

Salah satu tempat iklan populer. Sumber Kompas.com

Dunia maya punya pilihan media yang lebih beragam. Sosial media aja banyak banget jenisnya. Ada yang iklannya cocok dengan format video, ada yang suara dan ada juga yang cukup dengan gambar. Dengan begini, target pasar iklan lebih terukur dan efektif. Beriklan di dunia maya juga dengan mudah dilakukan tracking traffic iklan yang dipromosikan sehingga pengiklan tahu mana yang efektif dan menguntungkan dan mana yang tidak.

Gabungan kesemua poin di atas menjadikan para pengiklan lebih efisien dalam pengeluaran budget. Kalau di TV kan ada prime time di mana slot iklan di saat itu biasanya paling besar. Tapi tetap saja jangkauan penontonnya terlampau acak menurut saya. Nah, dengan beriklan di sosmed misalnya, target pasarnya lebih terukur sehingga dana yang dikeluarkan pengiklan juga lebih terarah.

Plot Twist Bukan Hanya Ada di Film

Sebagai tukang nonton, hampir semua genre film saya tonton. Dari yang bikin pintar sampe yang bikin bodoh --if you know what I mean hehe. Nah, mau apapun genre filmnya, jika dilengkapi dengan plot twist (alur yang "dipelintir" demi mengejutkan penonton), biasanya bikin saya betah nonton berlama-lama.

"Kalau plot twist mah biasanya genre horor atau thriller!" begitu kata teman saya dulu.

Film yang dikenal dengan plot twistnya. Sumber http://riverleemovie.blogspot.com/

Eh belum tentu! Film animasi aja ada plot twistnya kok. Tinggal seberapa menarik plot twist yang ditawarkan. Ingat film animasi Pixar berjudul Coco? Nah ini salah satu contoh animasi dengan plot twist yang menarik menurut saya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline