Lihat ke Halaman Asli

om_nanks

TERVERIFIKASI

nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

Gig Economy, Sejauh Ini Diminati Generasi Y dan Z

Diperbarui: 16 Juli 2023   05:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gen Z di dunia kerja. (Sumber: Nypost / Shutterstock via kompas.com)

Di era transformasi dari konvensional menuju digital yang terjadi belakangan ini, ditandai dengan adanya dukungan koneksi internet yang menembus batas waktu dan jarak.

Semakin memberikan peluang manusia untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dianggap tak mungkin terjadi menjadi hal yang biasa dilakukan dengan mudahnya. Tak terkecuali di bidang pekerjaan semakin terbuka peluang profesi berbasis internet.

Contoh sederhananya adalah tukang ojek pengkolan yang dulunya seperti kita ketahui bersama hanya melayani secara konvensional dengan durasi waktu yang terbatas saat ini telah berubah menjadi ojek online yang waktu operasionalnya hingga 24 jam.

Selama Anda mampu melakukan dan selama jaringan internet masih bisa diakses maka selama itu pula kehadiran ojek online dibutuhkan oleh pelanggan, baik untuk perpindahan orang lebih-lebih barang atau makanan.

Gig Economy

Mereka para tenaga kerja independen paruh waktu yang melakukan pekerjaannya dengan sistem kontrak berjangka waktu pendek atau singkat atau disebut juga sebagai pekerja freelancer.

Berbeda dengan para pekerja yang bekerja secara konvensional, berangkat pagi dan pulang menjelang petang dengan standart operasional perusahaan yang wajib diikuti sebagai kompensasinya para pekerja mendapatkan jaminan sosial dan kesehatan  serta ketenagakerjaan yang disediakan perusahan pemberi kerja.

Pekerjaan yang termasuk di dalam gig economy, sebut saja seperti copy writer, ojek online, pekerjaan project, advisor, consultan, contractor, designer, ghost kitchen atau kuliner made by order. Jadwal bagi pekerjanya fleksibel, hubungan pekerja dengan konsumen/pemberi kerja melalui platform digital.

gig economy (source: www.news.unair.ac.id) 

Dengan tidak adanya fasilitas jaminan sosial dan kesehatan serta ketenagakerjaan bagi para pekerja freelancer dalam gig economy.

Maka pendapatan yang diterima dari pemberi kerja/konsumen alangkah lebih bijak apabila sebagian atau selebihnya disisihkan untuk memenuhi kewajiban iuran agar tercover fasilitas jaminan tersebut diatas pada saat para pekerja partner membutuhkan.

Jenis Pekerjaan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline