Lihat ke Halaman Asli

Omjay Labschool

guru blogger indonesia

Impian Belajar di China Kini Telah Menjadi Nyata (kisah Seru Dibalik Tirai Bambu)

Diperbarui: 14 Januari 2025   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bareng dengan Murid China/Dokpri

Kisah Omjay kali ini tentang Impian Itu Kini Menjadi Nyata. Mengapa menjadi nyata? IMPIAN ITU MENJADI NYATA, setelah akhirnya kami ditelpon oleh staf kementrian pendidikan dan kebudayaan RI. 

Rezeki Tidak Bakal Tertukar. Itulah kisah nyata yang saya rasakan sebagai seorang guru SMP. Semoga bermanfaat buat pembaca.

Alhamdulillah, itulah kata yang langsung terucap ketika Jumat sore di bulan Januari 2019 mendapat telepon dari dari salah seorang staf Kemendikbud, namanya Bu Vika.

Padahal saya sudah pasrah dan tawakkal karena pada surat yang beredar di grup WA Gupres 2018 tidak ada nama saya tertera dalam daftar guru yang diutus mengikuti pelatihan ke China.

Saya langsung mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa apa yang Allah Swt telah tetapkan sebagai rezeki kita maka akan kita dapatkan dengan jalan ikhtiar, doa, dan tawakal.

Begitupula apa yang tidak ditetapkan walau bagaimanapun juga tidak akan menimpa. Itulah kaitannya surat yang isinya tertera daftar nama calon peserta mengalami revisi oleh penyelenggara karena ada calon peserta pada surat sebelumnya yang tidak ditakdirkan ke China.

Berdasarkan informasi yang saya terima pada saat ditelpon nomor HP calon peserta tersebut tidak aktif, atau penyebab lainnya seperti sakit.

Belajar di Negeri China memang impian saya sejak kecil. Saat itu tahun 1990, anak yang sekolah  di kampung saya Madrasah Darul Istiqamah Cabang Welado Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan masih dihitung jari.

Nah untuk membangkitkan semangat kami agar terus belajar dan melanjutkan pendidikan, Ustadz panggilan untuk guru yang mengajar kami, sering melontarkan kalimat yang dianggap hadis ini  Uthlubul ' Ilman walau bish sin  "Tuntulah Ilmu Sampai di Negeri China".

Kalimat tersebut tak ubahnya sebagai untaian doa atas keinginan menjunjung ilmu yang lebih tinggi. Pemahaman saya kala itu bahwa China sangat jauh dan memiliki peradaban yang maju sebelum peradaban kota suci Mekkah yang mengalami kemajuan pesat di bawah kepemimipinan Al-amin, Rasulullah Saw.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline