Lihat ke Halaman Asli

Omjay Labschool

guru blogger indonesia

Kisah Omjay: Bagaimana Memudahkan Anak Belajar?

Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga Omjay/dokpri

Bagaimana memudahkan anak belajar? Inilah tema penting yang Omjay tuliskan dalam kisah Omjay kali ini sebagai orang tua. Semoga dapat bermanfaat buat orang tua lainnya dalam membimbing putra-putrinya dalam belajar.

Ketika baru saja pulang dari sekolah, istri menghampiri Omjay sambil marah-marah. Katanya, nilai matematika Berlian, anak kedua kami merah. Berlian cuma mendapatkan nilai 50. 

Istri Omjay itu marah besar kepada anak kami, karena menurut istri prestasi belajar anak kami rendah. Namun, apakah lantas Omjay harus ikut-ikutan marah kepada anak kami? Apakah angka 50 menandakan bahwa anak kami bodoh?

Sebagai seorang pendidik di sekolah, tentu Omjay hanya tersenyum mendengar laporan istri, dan dengan penuh senyum pula Omjay datangi Berlian, anak kedua Omjay. 

Anak kecil yang masih kelas satu SD, berumur 6 tahun, dan belum tahu benar kenapa dia harus belajar matematika. Pelajaran yang katanya tidak disukainya.

Lalu saya sapa dia seperti biasanya dengan senyum, dan seperti biasa pula, saya cium pipinya yang mungil. Anak Omjay pun menyambutnya dan kemudian terisak pilu, karena baru saja dimarahi mamanya.

Berlian dimarahi, karena mendapatkan nilai 50 dari pelajaran matematikanya. Omjay bisa memahami perasaan anak ini. Perasaan yang tidak dia mengerti, mengapa dia harus belajar matematika, dan betapa sulitnya dia harus belajar berhitung.

Dengan penuh kelembutan, Omjay coba tanya Berlian, kenapa nilainya mendapatkan angka 50. Setelah mendengar ceritanya, Omjay justru bangga dan tertawa. 

Sebab, sewaktu Omjay kelas satu SD dulu, Omjay masih belum bisa nulis angka 5, dan kalau menulis pasti angkanya tidur tengkurep seperti ini ~- . Apalagi bila menulis angka 4, pasti deh jadinya kayak bangku h. (Hahahahaha).

Omjay menjadi teringat almarhum ibu. Beliau mengajari Omjay dengan penuh kesabaran, dan tanpa ada makian. Ibunda mengajari Omjay dengan ketulusan hati sehingga sedikit demi sedikit Omjay bisa menuliskan angka dengan benar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline