Lihat ke Halaman Asli

Panas Bumi, Barang Lama yang Belum Termaksimalkan

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1368158667141674789

Cooling Tower PLTP Kamojang

PLTP atau pembangkit listrik tenaga panas bumi, mungkin masih belum familiar di benak kita. Namun sebenarnya pembangkit listrik ini merupakan produk teknologi yang sudah lama diterapkan di Indonesia. Ini mungkin yang menjadi sebuah informasiyang mengejutkan, saat kami siswa-siswi MAN Insan Cendekia Serpong melakukan kunjungan ke PLTP Kamojang pada Rabu, 24 April  kemarin .PLTP Kamojang sendiri merupakan PLTP pertama di Indonesia. PLTP ini sudah beroperasi sejak 1983, sekitar 30 tahun yang lalu dan bukan merupakan hal baru.

Pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik sendiri sudah ada sejak zaman belanda pada awal abad 20-an. Belanda terinspirasi oleh pembuatan PLTP pertama di dunia yang dibangun di Itali. Karena  Belanda tahu mengenai potensi panas bumi di Indonesia dibangunlah PLTP di lokasi yang sama yaitu di Kamojang.

1368160197628936828

Petugas sedang menrangkan cara mengontrolseluruh kerja PLTP di Control Room

Sekarang sisa-sisa peninggalan Belanda tersebut dapat dilihat di TWA (Taman Wisata Alam) Kamojang. PLTP tersebut sendiri telah menjelma menjadi salah satu kawah di TWA tersebut yang dinamakan kawah kereta api. Disana pengunjung dapat menonton atraksi perubahan nada suara kereta api yang dihasilkan oleh kawah dengan menggunakan sebongkah bamboo. Pengunjung juga dapat menikmati aksi lempar-lempar kantong plastik ke kawah yang akhirnya akan terbawa arus uap air.

PLTP Kamojang ini dikelola oleh PT.Indonesia Power sebagai anak perusuhaan PLN. Pembangunannya sendiri melibatkan investor dari Jepang. Tak heran bila kebanyakan komponen PLTP ini terlihat berlabel buatan Jepang seperti generator  PLTP yang bermerek mitshubishi. Investasi PLTP Kamojang ini tidak terbilang murah karena untuk 1 kW  diperlukan investasi $15000. Sementara, PLTP Kamojang sendiri mempunyai kapasitas untuk memproduksi 140000 kW per jam. Harga ini tidak sebanding dengan harga jualnya yaitu Rp 2500 per 1 kW kepada PLN lalu disubsidi  PLN menjadi Rp 600 ketika di jual ke masyarakat. Sehingga untuk balik modal sangatlah lama. Hal inilah yang menjadi hambatan utama perkembangan PLTP.

13681603882021094157

Baju Tahan ApiOutput listrik PLTP Kamojang ini nantinya akan didistribusikan ke dua tempat yaitu ke Garut dan Bandung Selatan. Dari dua daerah itu paokan listrik terinterkoneksi dengan jaringan listrik Jawa-Bali. Konsep PLTP sendiri sama dengan pembangkit listrik lain yaitu memanfaatkan suatu tenaga untuk menggerakkan turbin generator yang akan menghasilkan listrik. Dalam hal ini PLTP memanfaatkan aliran uap air yang dihasilkan oleh sebuah sumur uap air. Sumur uap berisi air tanah yang yang terpanaskan menjadi uap air oleh panas bumi yang dihasilkan dari gunung berapi. Uap air inilah yang dimanfaatkan oleh PLTP untuk memutar trubin generator. Dalam hal eksploitasi sumur uap dilakukan oleh Pertamina. PLTP Kamojang sendiri mendapat suplai 25 sumur dari 60 sumur milik pertamina. 25 sumur ini setara dengan kira-kira 1200 ton per jam uap air dengan kebutuhan PLTP hanya sekitar 1050 ton per jam uap air.

Sebelum uap mencapai turbin terlebih dahulu disaring. Dari penyaringan ini diperoleh uap air murni tanpa ada residu. Setelah tersaring  uap air akan diatur tekanan dan volumenya terlebih dahulu dan disesuaikan dengan kebutuhan. Uap air yang berlebih akan dibuang. Setelah uap air sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan akhirnya uap air akan dialirkan ke turbin untuk memutarnya dan dihasilkan listrik.

Setelah memutar turbin, uap air ini didinginkan agar berubah bentuk menjadi air kembali. Proses pendinginan dilakukan dengan konsep pendinginan direct dimana uap air langsung kontak dengan air dengan kata lain uap air disiram langsung dengan air. Kalau menggunakan konsep pendinginan indirect atau pendinginan tidak langsung diperlukan air yang berjumlah banyak. Oleh karena lokasi PLTP Kamojang jauh dari sumber air melimpah seperti laut PLTP Kamojang dalam pendinginannya menggunakan konsep pendinginan langsung. Dari pendinginan ini diperoleh air bersuhu 50C yang akan dialirkan ke cooling tower yang akhrinya akan diperoleh air bersuhu 30C. Air hasil pendinginan uap ini nantinya akan dimanfaatkan kembali dengan menyalurkannya kembali ke sumur-sumur uap yang kurang produktif agar meningkat produktifitasnya.

1368159458665489165

Diagram sumur uap

Walaupun merupakan barang lama pemanfaatan panas bumi di Indonesia belum maksimal. Dengan potensi 28000 mW, Indonesia baru dapat memanfaatkan 2000 mW. Masih ada 26000 mW lagi yang belum dimanfaatkan. Pemerintah sendiri sedang merencanakan proyek pembangkit listrik dari panas bumi sekitar 10000 mW. Semoga saja proyek tersebut cepat terealisasi dan menjadi suatu jalan untuk membangun ketahanan energi  nasional dengan landasan sumber daya yang terbarukan dan ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline