Lihat ke Halaman Asli

''Temaram'', Programku untuk Negeri

Diperbarui: 31 Mei 2023   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

''Temaram'', Programku untuk Negeri

''Besok, dimanapun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda'' (Nadiem Anwar Makarim, B. A., M. B. A. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia). Kutipan tersebut menjadi salah satu motivasi terbesar dalam mendukung terwujudnya merdekan belajar dinegeri ini. Temaram (TeMu Ramah TaMah) merupakan program yang lahir atas dasar keprihatinan terhadap kondisi lingkungan belajar yang semakin hari terjauhkan dari sisi kondusif, harmonis dan ramah anak. Yah, dewasa ini sering kita dengar bahkan bukan menjadi rahasia umum bahwa bullying menjadi sebuah kebiasaan yang jika dibiarkan terus-menerus akan berakibat fatal terhadap perkembangan psikis dari peserta didik. Untuk itu Temaram menjadi salah satu wujud nyata kepedulian dimana program ini akan menjadi wadah pertemuan peserta didik untuk dapat mengenal satu sama lain dan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengambil peran penting agar terwujudnya student agency melalui penguatan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun).

Pada program ini nantinya diharapkan dapat menumbuhkembangkan karakter Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang kelak menjadi bekal baik dalam tumbuh kembangnya dan menjauhkan peserta didik dari kekerasan verbal maupun fisik (bullying). Dimensi pertama yang diharapkan muncul dari pengimplementasian program ini adalah beriman bertaqwa dan berakhlak mulia yaitu dengan mengembangkan sikap positif peserta didik untuk saling peduli satu sama lain dan saling menghargai. Dimensi kedua yaitu berpikir kritis, hal ini akan menumbuhkan kepemimpinan murid untuk belajar membuat keputasan yang bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas dari program ini nantinya di sekolah. Dimensi ketiga yaitu gotong royong dimana akan menumbuhkan karakter kepemimpinan peserta didik dalam berkolaborasi dan berinteraksi dengan orang lain. Dimensi keempat yaitu Kreatif, dengan menumbuhkan kepemimpinan murid saat berkomunikasi, menghasilkan karya, berbagi cerita satu sama lain. Dimensi kelima yaitu mandiri, akan hadir karater tanggung jawab dan mandiri dalam menyelasaikan dan menyusun rangkaian kegiatan yang akan dilangsungkan.

Kegiatan Temaram dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan yang dapat di laksanakan pada sela waktu setelah asasmen dan pembagian rapor. Jenis-jenis kegiatannya pun beragam, beberapa kegiatan dapat di buat sesuai dengan minat dan bakat peserta didik serta memperhatikan kebutuhan belajar dan profil belajarnya (berdiferensiasi) sehingga nantinya program ini tidak hanya menjadi wadah penyaluran kreatiftas, pembentukan kepemimpinan namun juga menjadi tempat seluruh peserta didik dapat menentukan suara (voice), pilihan ( choice) dan kepemilikannya (ownership) sehingga tumbuh kolaborasi dan saling apresiasi antar peserta didik. Kegiatan yang dapat mereka pilih antara lain seni (menampilkan pertunjukan teater, bernyanyi, melukis, membuat seni kriya danseni lainnya), olahraga (fun games, permainan tradisional dan games kolaborasi guru degan peserta didik), bahasa (menulis puisi, menulis lagu, membuat cerita dll), keagamaan (memimpin do'a sebelum acara dimulai, mempersiapkan tempat ibadah di sela kegiatan, motivasi/ ceramah setelah selesai kegiatan sebagai bentuk umpan balik), dan sebagian peserta didik akan di berikan kewenangan penuh untuk melakukan kolaborasi sebagai pelaksana kegiatan.

Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepeduliaan sesama dan saling menghargai satu sama lain antar murid? Tindakan yang perlu dilakukan adalah melibatkan peserta didik dalam berkolaborasi antar kelas dalam program "TEMARAM". Kolaborasi ini nantinya akan didukung oleh para pendidik salah satunya mengidentifikasi upaya yang tepat dalam membuat kegiatan pada program tersebut menjadi menarik. Rencana untuk melibatkan suara, pilihan dan kepemilikan murid yaitu dengan melakukan pertemuan dengan perwakilan murid dari setiap kelas untuk penguatan rencana di tahap awal. Pentingnya fokus terhadap bentuk aktifitas yang menarik dalam mewujudkan 5S di sekolah? Hal ini juga dapat dilakukan dengan memberikan angket/ diskusi dengan peserta didik dan melakukan pertemuaan dengan melibatkan semua murid secara bertahap untuk pembiasaan 5S dan Program Temaram.  Terakhir apa dampak positif dari program ini dan produk yang di hasilkan? Tentunya diharapkan terwujud sekolah yang kondusif, harmonis dan ramah anak dan yang bisa idhasilkan adalah kreatifitas peserta didik dalam berkegiatan.

Program ini tentunya membutuhkan dukungan dari banyak pihak baik pimpinan sekolah, struktural, para pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik. Hal ini akan berfokus pada tujuan kegiatan dan juga pemetaan ke tujuh aset yang dimiliki sekolah seperti aset/ modal agama dan budaya, manusia, finansial, lingkungan, fisik, politik, sosial. Program tanpa rencana hanya sebuah harapan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline