Setiap anak itu unik.
Mereka punya cara belajar dan kecerdasan yang berbeda antara satu dgn lainnya.
Belum bisa baca dan tulis bukan berarti mereka bodoh, itu karena orang tua atau guru belum menemukan metode yang tepat untuk mengajarinya.
Anak sulit berkonsentrasi dalam pelajaran, pengennya lari sana sini, bukan berarti mereka nakal. Barangkali mereka sedang menunjukkan bakat mereka, sebagai seorang olahragawan.
Imajinasi anak sangat luas, itulah perlunya guru atau orang tua memahami dan memberikan perhatian pada anak. Menjadi orang tua dan guru memang susah-susah gampang.
Orang tua sebagai pemberi pendidikan pertama untuk anak, harus mengetahui apa yang anak butuhkan, jangan terlalu berekspektasi berlebihan bahwa anaknya harus juara 1 dikelas dan pandai di segala bidang, jangan sampai orang tua terjebak pada mindset itu.
Sebab, untuk mjd anak yang berprestasi tidak selalu harus diawali dgn nilai 70-100 pada semua pelajaran, lalu anak dgn nilai 60 ke bawah di nilai biasa atau lebih parahnya gagal. Padahal bisa jadi anak punya bakat lain, misal olahraga, seni lukis, tari, musik, IT dan lainya, yang jika bakat itu dikembangkan mereka bisa mjd anak yg hebat dan prestatif dibidangnya masing-masing.
Setiap anak mempunyai keterampilan yang unik, kemampuan dan impian yang berbeda. Jangan paksa ikan untuk terbang, dan jangan suruh burung untuk berenang. Karena mereka punya bakat masing2. Ikan bisa jadi perenang handal di air, dan burung bisa jadi penerbang handal di udara.
Sedang guru, adalah perpanjangan tangan dari orang tua untuk mendidik anak di sekolah, sudah pasti memberikan pengaruh besar pada pengembangan diri anak.
Mendidik adalah mengajak, memotivasi, mendukung, membantu, dan menginspirasi, bukan sekedar transfer of knowledge, but also transfer of spirit, emosional, support and everything.
Jangan pernah memberikan penilaian/statement negatif pada anak, jika orang tua/guru pernah atau bahkan sering melakukannya itu berati bahwa anda telah membunuh satu kreativitas yang harus dikembangkan oleh anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H