Istilah "program dewa" sebenarnya sudah muncul lama. Para pekerja televisi selalu menyebut istilah ini sebagai bahasa sindiran.
Sindiran yang dimaksud, bukan berarti kualitas "program dewa" jelek atau dieksekusi secara asal-asalan. Bukan, bukan begitu.
Sebab, ada "program dewa" yang kualitasnya baik, baik secara konten maupun eksekusinya. Namun sebaliknya, ada "program dewa" yang eksekusinya baik, tapi kontennya biasa saja, bahkan menyebalkan.
Pertanyaannya sekarang, seperti apa itu "program dewa"?
Nah, berikut ciri-ciri dasar "program dewa":
1. SELALU DIKAWAL BIG BOS
Dalam sebuah program, Produser adalah pengganggung jawab sebuah program. Meski di credit title, penanggung jawab program tertulis Direktur Programming atau minimal General Manager (GM), namun sesungguhnya dalam pekerjaan produserlah yang bertangung jawab dalam sebuah program. Sejak dari konsep sampai eksekusi, Produser yang mengawal.
Direktur Program jarang sekali menyentuh sampai konten tiap episode, begitu pula GM. Paling mentok, yang kepo soal content per episode adalah Executive Produser (EP) sampai mentok Manager.
Namun, jika ada sebuah program yang selalu dikawal dari A sampai Z, dari mulai konsep sampai eksekusi di setiap episode, maka program itu adalah "program dewa".
Pernah suatu ketika, saat penulis masih kerja di "sekolah lama", saat syuting, seorang Big Bos menunggu syuting. Mending menunggu cuma beberapa menit. Yang terjadi menunggu dari awal sampai segmen akhir.
Pikir penulis, Big Bos ini kurang kerjaan. Nongkrongin syuting yang seharusnya cukup dipercayakan oleh anak buahnya. Atau setidaknya bisa minta copy master edit untuk di-preview di ruang kerjaanya.