Ketika berita longsornya dinding penahan tanah yang ada di depan Menara Saidah muncul, seketika itu pula, penulis langsung mengingat masa lalu. Masa, ketika ANTV masih berkantor di gedung mentereng berlantai 28 yang berlokasi di jalan MT Haryono, Jakarta Selatan. Selama kurang lebih tiga tahun, sekitar 2003-2006, bagian Produksi ANTV, sempat menempati lantai 11 gedung Menara Saidah.
Memang, selama ini tak banyak tahu, sebelum bermarkas di Epicentrum, Kuningan, Jakarta, kantor ANTV ada di beberapa lokasi terpisah. Redaksi ANTV menempati kantor di gedung Sentra Mulia lantai 19, Kuningan, Jakarta Selatan. Sementara tim produksi, sebagian di Sentra Mulia di lantai yang sama, ada pula yang berkantor di basement Apartemen Rasuna (dahulu belum dikenal kawasan Epicentrum). Sampai kemudian pada paruh 2003-an, seluruh tim produksi hijrah ke Menara Saidah.
Hijrahnya tim produksi ANTV ke Menara Saidah bukan tanpa alasan. Yang paling utama, karena lokasi kantor dekat dengan studio Pegadegan, yakni di jalan Pegadegan Timur atau tak jauh dari Stasiun kereta api Kalibata. Kurang lebih 300 meter, di belakang Menara Saidah. Kebetulan, masa itu ANTV belum punya studio besar sebagaimana studio Epicentrum sekarang ini. Satu-satunya studio di Sentra Mulia lantai 19, cuma cukup untuk acara berita atau talk show, dengan maksimal 4 narasumber. Sementara di studio Pengadegan, tim produksi bisa bebas berkreasi dengan membuat acara musik, variaty show, atau acara yang membutuhkan banyak penonton.
Acara ANTV yang paling terkenal saat menyewa studio di Pengadegan adalah Penghuni Terakhir. Masih ingat? Penghuni Terakhir atau biasa disingkat Petir adalah program bergenre reality show yang digagas oleh Triwarsana. Peserta yang diambil dari hasil audisi di beberapa kota di Indonesia, harus menjalani kehidupan sehari-hari di sebuah rumah mewah di Jakarta selama 100 hari. Setiap hari, mereka mendapatkan tantangan. Lalu, setiap minggu, mereka akan diekstradisi di atas panggung veriaty show. Ekstradisi dilakukan berdasarkan penilaian juri, maupun SMS. Penghuni terakhir lah yang mendapatkan rumah senilai Rp 1,25 miliar.
Bagi tim produksi, tentu sungguh efektif berkantor dekat dengan studio. Jika tak ada jadwal produksi, teman-teman nongkrong di kantor (baca: Menara Saidah). Bosen di kantor, pergi ke studio, atau sebaliknya. Jika ada syuting, dan kebetulan ada sesuatu yang perlu direvisi dan di-print hard copy -entah itu skrip atau rundown-, tim produksi bisa bolak-balik kantor-studio dengan mudah. Jika malas jalan kaki atau tak bawa kendaraan pribadi, ada angkot (Kalibata-Kampung Melayu) atau naik ojek. Biasanya yang bolak balik Menara Saidah-Studio Pengadegan adalah tim kreatif atau production assistance (PA). Sebab, tim grafis dan editing produksi sempat dibuatkan ruangan khusus di studio Pegadegan, tepatnya di lantai dua.
Menara Saidah sebetulnya sudah resmi dibuka sejak 2001. Meski tak berada di kawasan elit, namun saat itu gedung berlantai 28 ini masih terbilang populer sebagai gedung perkantoran elit di ibukota. Menariknya, harga sewa per meter persegi kabarnya relatif lebih murah dibanding perkantoran elit di Sudirman, Thamrin, atau Kuningan. Tak heran, Direksi ANTV memutuskan sewa kantor di situ. Kala itu, ada puluhan perusahaan sempat menjadi tenant bangunan yang terbilang megah ini.
Banyak cerita misteri yang penulis dengar tentang Menara Saidah. Yang paling sering diceritakan teman-teman adalah keberadaan mahkluk halus berwujud perempuan berambut putih, "penghuni" lantai 11. Awalnya tak banyak tahu soal mahkluk halus itu, sehingga teman-teman produksi masih enjoy bekerja hingga larut malam, bahkan dini hari. Namun, begitu ada yang mulai cerita dan cerita menyebar kemana-mana, sebagian besar mulai gerah. Jika tidak ada teman kerja, lebih banyak yang meninggalkan Menara Saidah sebelum larut malam. Jika sebelumnya berani menginap di gedung ini, sebagian besar lebih suka meninggap di studio Pengadegan. Mereka tak ingin jadi "penghuni terakhir".
Penulis baru dengar belakangan, kenapa Menara Saidah dianggap "angker". Dari penuturan warga, Menara Saidah berdiri di atas area pemakaman yang digusur. Kabarnya, ada beberapa jenazah, yang tak sempat dipindah. Gara-gara jenazah yang tak sempat dipindah itu, menurut warga, menjadi sebab sejumlah tenant yang menyewa di Menara Saidah, diganggu. Belum cukup dengan cerita itu, ada cerita lain. Ketika pembangunan gedung, banyak korban berjatuhan. Arwah korban bergentayangan, bercampur dengan sejumlah korban yang sempat tertabrak kereta api di dekat stasiun Cawang.
Cerita ANTV di Menara Saidah sudah berlalu. Sebelum gedung ini ditutup pada 2009, tim produksi ANTV sudah hijrah ke Epicentrum. Tak cuma berkantor, tetapi memiliki studio sendiri. Meski sudah berlalu, namun kenangan berkantor di Menara Saidah tak akan pernah lupa. Ruang kosong di lantai 11 itu sampai kini masih ada. Memang, tak ada lagi karyawan ANTV, tetapi "penghuni terakhir" masih ada di sana. Bukan Yohan (pemenang Petir 1), bukan pula Ayu (pemenang Petir 2011). "Penghuni Terakhir" ini, pasti punya banyak cerita tentang kami dahulu. Anda tak percaya? Silahkan mampir ke sana dan bertanya pada "mereka"...
Salam Misteri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H