Lihat ke Halaman Asli

Bagus Suci

Penikmat Pengetahuan

Pentingnya Menggunakan BBM sesuai Rekomendasi Pabrikan

Diperbarui: 29 Juni 2020   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi petugas SPBU melayani pembeli. (credit: idntimes.com)

Pengguna kendaraan bermotor, baik roda dua ataupun roda empat, disarankan tidak sembarangan saat mengisi BBM. Pasalnya setiap kendaraan memiliki spesifikasi masing-masing sesuai dengan kapasitas mesinnya.

Setiap pabrikan otomotif sebenarnya telah merekomendasikan bahan bakar berdasarkan nilai oktan (bensin) atau cetana (diesel) untuk setiap produk kendaraannya. Inilah yang seharusnya kita patuhi bersama.

Karena pastinya banyak keuntungan apabila kita memperhatikan ketentuan tersebut. Tak hanya dari segi mesin saja, tetapi juga dari dampak lingkungannya.

Untuk saat ini, hampir setiap kendaraan telah menggunakan teknologi terkini yang lebih ramah lingkungan. Hal ini tentu saja mensyaratkan spesifikasi bahan bakar beroktan tinggi.

Oleh karena itu, kita perlu mendorong kesadaran ini di masyarakat agar dampak lingkungan dari gas buang (emisi) bisa dikurangi, dan kualitas kehidupan kita bisa lebih baik.

Kompresi Mesin dan Bahan Bakar yang Cocok

Kompresi mesin menentukan bahan bakar yang ideal untuk digunakan. Misalnya, motor dengan rasio kompresi mesin 7:1 sampai 9:1 disarankan untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan 88 atau paling mentok oktan 90.

Kemudian, bahan bakar RON 90 cocok digunakan untuk mesin dengan rasio kompresi 9:1 sampai 10:1. Sementara RON 92 untuk mesin dengan rasio kompresi 10:1 sampai 11:1.

Sedangkan bagi kompresi yang lebih tinggi lagi, bisa menggunakan bahan bakar RON 95 untuk rasio kompresi 11:1 sampai 12:1. Di atas itu, bisa menggunakan RON 98 seperti Pertamax Turbo.

Kendaraan yang tidak mengikuti anjuran pabrikan untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan tertentu akan menimbulkan dampak buruk pada mesin. Misalnya, adanya penimbunan kerak karbon di ruang bakar, karena tidak terbakar dengan sempurna. Sehingga mengakibatkan mesin mengelitik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline