Lihat ke Halaman Asli

Mari Bermain Logika Mengambil Hikmah Peristiwa Tugu Tani

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diambil dari tulisan Achmad Siddik

[caption id="" align="alignright" width="327" caption="Diambil dari tulisan Achmad Siddik"][/caption] Sudah bosan dengan berita afriyani? yah kali ini saya mengajak kompasiana melihat dari sudut pandang yang lain. saya ambil intinya dulu " Afriyani yang sedang mabuk, menjadi sopir mobil xenia lalu menabrak Tugu Tani dan menewaskan 9 orang" peristiwa diatas merupakan hubungan sebab akibat yang logis, siswa SMA pun bisa menerima dengan akal sehat. Betul??. Jadi salah besar jika peristiwa diatas dikaitkan dengan hal ghoib lalu mengadakan  acara ritual siram air kembang dan sebagainya. Setuju?? OK, sekarang saya mengajak Kompasiana bermain logika mengambil hikmah peristiwa diatas. Manusia diciptakan Tuhan paling spesial karena diberi akal sedangkan Hakikat manusia sebenranya adalah ruh(jiwa) dan fisik (jasmani). Makhluk berwujud manusia tapi tidak ada ruh, namanya bukan manusia lagi. Sebaliknya, ada ruh tanpa fisik itu juga bukan manusia namanya. Jadi ruh dan jasmani adalah satu kesatuan. setuju? BERMAIN LOGIKA next, saya analogikan xenia (lengkap dengan bensinnya) adalah benda fisik (jasmani) sedangkan sopir adalah ruhnya. Xenia secanggih apapun kalau tidak disopiri ya nggak jalan. sebaliknya, sopir sehebat apapun kalo ga ada kendaraan mana bisa menyetir? jadi sopir dan kendaraan adalah satu kesatuan. setuju? lets say, sopirnya lagi mabuk sambil nyopir, jelas mobilnya melaju tidak karuan. Lebih sederhana lagi, misal Pak Joko ingin ke Purworejo sopirnya ga tau jalan, apakah mungkin supir dan mobilnya nyasar di kebumen sedangkan pak Joko sampai di Purworejo?? tidak! mereka adalah satu kesatuan. Sopirnya salah jalan, mobil dan Pak Joko juga ikut nyasar. Bagitu juga pada manusia. Ruh kita  itu sebenarnya paling paham dengan keberadaan Tuhan, hanya saja pikiran kita sering menutup-nutupi keberadaan Tuhan. Ruh dan hati manusia paling bisa membedakan antara benar dan salah, hanya saja pikiran (banyak alasan) sering menyamarkan antara benar dan salah. Makanya terus muncul istilah "orang yang hatinya bersih pasti kenal Tuhannya, sebaliknya orang yang hatinya gelap tidak akan mengenal Tuhan dengan baik". Orang secantik apapun kalau ruhnya ga bener hasilnya klayapan malam,dugem,clubbing, free sex dan sejenisnya. Orang sekuat apapun, kalau ruhnya "gelap" hasilnya malah menjadi pembunuh (misal Hitler). Orang sepintar apapun kalau hatinya "buta", hasilnya ngambilin uang rakyat. Lalu bagaimana idealnya? Seperti halnya jasmani yang perlu makan setiap hari, sebanarnya ruh juga harus diberi asupan gizi. Bagaimana caranya? Yaa kalau seorang muslim rajin-rajin menjaga sholat wajib, sholat dhuha, sholat tahajud,sedekah,zakat dan lainnya. Jangan ragu-ragu untuk belajar. Ilmu pengetahuan juga bisa menjadi menu tambahan untuk ruh. Bagi yang beragama non muslim bisa menyesuaikan. Sudah tidak jammannya lagi berpikiran negatif terhadap acara pengajian dan semacamnya. Media internet, buku juga menyediakan sangat banyak kesempatan untuk menambah wawasan kita. Semoga tulisan ini bermanfaat, Jika Anda suka silakan berkomentar dan menshare ke FB atau Twitter. Jangan hanya baca status orang lain mulu. hehehe... :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline