Lihat ke Halaman Asli

Uang Bisa Menyesatkan

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja pulang naik tasi dari rumah pacar. Selagi di taksi sempat ngobrol sama supirnya..Obrolannya kira2 begini:

Taksi: Kamu dari mana asalnya?

Gua: Dari Indonesia.

Taksi: Disana ada agama apa aja?

Gua: Islam, kristen, budha, hindu, katolik. Tapi mayoritas Islam. Kalo disini (Uzbekistan) berapa persen non-muslimnya?

Taksi: lumayan banyak, mungkin kira2 40%. Kalo dulu zaman uni-soviet hampir 50%, tapi setelah uni soviet pecah, pada pulang ke negaranya masing2. zamannya soviet di uzbekistan orang2nya baik, hidup pun nyaman disini. tetapi setelah pecah semuanya berubah.

Gua: Jadi kalo dibanding dengan sekarang bagaimana? enakkan yang mana?

Taksi: Dulu hidup lebih enak.

Sudah setahun tinggal di Uzbekistan, saya bisa berkesimpulan bahwa orang2 Uzbekistan lebih senang dengan kehidupan sewaktu jamannya soviet. Itu bisa saya simpulkan, karena pada 6 bulan pertama disini, kemana pun saya pergi saya selalu tanya semua orang apa mereka setuju dengan pemerintahan soviet jaman dulu dan mereka semua berjawab iya.

Dengan pendidikan yang dari kecil sudah dicat dengan kapitalism, saya otomatis selalu ingin argue dan ingin seolah-olah menyadarkan mereka bahwa pemerintahan uni soviet mempunyai ideologi yang tidak memungkinkan dan salah dan selalu mencelakakan hidup rakyatnya (sok ingin memakai kelas sejarah rusia sewaktu di SMA). Tetapi mereka semua selalu menjawab dari sisi pandang mereka masing2, mostly yaitu bahwa mereka hidup dengan senang dan tenang pada masa uni soviet. Dan itu saya tidak bisa argue. Lagipula saya pikir saya selalu argue sama orang2 sini kalo uni-soviet slalu membohongi rakyatnya dengan propaganda, namun saya sendiri bukannya kedengaran seperti menyebarkan propaganda tentang uni-soviet.

Setelah 6 bulan saya capek2 coba ingin "menyadarkan" mereka, saya akhirnya berhenti dan menjalani sehari-hari...namun malam ini setelah ngbrol dengan supir taksi, pikiran saya jadi mulai berputar kembali..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline